Pages

Thursday, 12 September 2013

Soul Surfer: I don't need easy. I just need possible!


Ga ada request khusus, tiba-tiba beberapa bulan lalu, Kak Rani (rekan kerja) bawa beberapa DVD di dalem plastik hitam, "Nih Pid.."

Lah, aku bingung, perasaan ga bilang mo minjem DVD.
"Bawa aja, gue udah nonton."
Yah, namanya tong sampah, terima-terima aja lah...lumayan pengisi waktu luang ;p

Lumayan lama juga tuh plastik ga kesentuh di kamar, sampe pas suatu Sabtu yang buntu dan kelabu, akhirnya terpaksa nonton DVD karna ga ada kegiatan menarik lain (dan ga ada duit juga kayaknya). Setelah cap cip cup, terpilihlah film yang berjudul 'Soul Surfer' yang kalo pinjem istilah temen 'Uwooowsome' (saking awesome-nya)

Jadi. film ini bercerita tentang kisah nyata seorang surfer wanita bernama 'Bethany Hamilton'. Dia besar di keluarga yang juga merupakan surfer atau peselancar, jadi sejak kecil sudah diajarkan surfing. Cerita di film ini adalah cerita tentang Bethany di usia 13 tahun. Bethany sangat berbakat sampai-sampai ada  perusahaan yang mensponsori Bethany dan sahabatnya (Alana) untuk ikut kompetisi bergengsi untuk surfer remaja perempuan. Tapi, suatu hari, Bethany kehilangan tangan kirinya (literally) karena digigit seekor hiu. Gimana ceritanya? Silakan tonton sendiri ya..hehe

Lalu gimana kompetisinya? gimana masa depan Bethany? 
Hooaahh...not easy at all lah ya pastinya, tapi itu momen-momen penuh pelajaran. Waktu itu, ngebayangin kalo aku yang jadi Bethany, hmmm....kayaknya ga bakal kuat :'( 
Oh ya, pas tau ternyata di dunia nyata Bethany yang sebenernya cuma beda 2 bulan usianya denganku, makin tercengang...keren banget nih orang...

Berikut beberapa potongan yang berkesan dari film ini:

It's hard to look at things that are too close. 
Sebelumnya kejadian Bethany kehilangan tangan kirinya, Sarah (pembimbing remaja di gereja) mempertontongkan video sebuah benda (kalo ga salah otak), tapi benda tersebut diperlihatkan dari sudut pandang yang dekaat sekali, dan para remaja yang ada disitu diminta menebak benda apakah itu. Emang iya sih, bentuknya jadi aneh dan agak menjijikkan. Gambar otak itu terlihat sangat jelek ketika dilihat dari jarak yang sangat dekat, tetapi ketika kita memandangnya secara keseluruhan, kita baru menyadarai bahwa itu adalah gambar otak yang sangat vital bagi hidup kita. Begitu juga dengan kehidupan si Bethany pasca kejadian ia kehilangan tangannya. Bethany dateng ke Sarah dan bilang dia ga ngerti apa maksudnya Tuhan dan kenapa hidupnya harus begitu (ini scene yang nyeseeeeekkk bangeet!!!!). 

I don't need easy. I just need possible.  
Kalimat ini diucapkan oleh Bethany, saat udah berulang kali mencoba nyoba latihan dasar tapi selalu gagal. Bahkan ayah, ibu dan saudara-saudara Bethany tidak tega melihat Bethany terhempas-hempas di laut saat tak mampu menggunakan papan selancarnya. Bethany tidak menyerah! padahal dia juga tak tahu pasti sampai kapan dia harus berlatih. Kalo gue yang ada di scene itu, mungkin kalimat yang keluar adalah It's impossible, maybe surfing isn't my way, I should find another. 

I could never embraced this many people with two arms.  
Perjuangan Bethany untuk bangkit lagi menginspirasi banyak orang. Apakah dia menang dalam kompetisi surfing? Nope! tapi itu yang diungkapkan Bethany saat media wawancara setelah kompetisi. Dia bilang dia bersyukur telah kehilangan salah satu tangannya dan melewati masa-masa sulitnya. Dengan kisah hidupnya, Bethany bisa meyakinkan orang-orang bahwa mereka masih punya harapan  ditengah seburuk apapun kondisi mereka

Kalau mau tau lebih lanjut tentang Bethany Hamilton, please kindly visit and explore this page:

Sekarang, Bethany sudah menikah loh, dan cerita cintanya pun AWESOME :))

Back to film review, intinya film ini keren banget dan masih buaaanyak cerita dan insight yang belum terurai di halaman ini. So, happy watching! ^^




No comments:

Post a Comment