Pages

Thursday 31 March 2016

Kaca dalam Hidup

Kepala keliyengan nongkrong seharian di perpustakaan (biar kelihatan rajin, hahahhaha). Karena ga bisa di ajak mikir lagi, akhirnya saya memutuskan untuk pulang. Matiin laptop, beres-beres segara perlengkapan perang (maklum kalo ke kampus segala di bawa mulai dari botol air minum, termos buat teh/kopi panas, makan siang dan segala snacks demi ga ngeluarin duit buat jajan). Pas balik badan dan menghadap ke rak buku paling bawah, eh malah ketemu buku ini:



Kayaknya menarik! Eh langsung deh ikutan dibawa pulang.

Reflection atau refleksi kalau di bahasa Indonesia mungkin bisa dipadankan dengan kata pantulan dan identik dengan cermin atau kaca. Selain itu, refleksi juga diterjemahkan sebagai proses berpikir secara serius dan hati-hati (Cambridge Dictionary). 

Ketika bicara soal kaca, kaca seperti apa yang Anda bayangkan? Kalau saya, kaca yang setiap hari saya gunakan di pagi hari yang biasanya ada di kamar mandi atau kamar tidur. Kaca jenis ini juga sering dianalogikan dalam proses evaluasi diri dalam kehidupan sehari-hari. Satu bagian buku ini membahas peran kaca dalam proses pengembangan diri kita. 

1. Kaca kamar mandi: ketika kita bangun pagi dan berkaca, kita juga sedang melakukan proses pengambilan keputusan. Kadang proses penilaian diri kita di depan kaca tidak selalu menyenangkan buat kita. Ketika melihat diri kita di depan kaca ini, kita akan mengambil keputusan apakah kita akan merapihkan bagian tersebut atau tidak. Yah, kadang kita yang kita ubah dari penampilan kita tapi tidak selalu juga demikian, itu ditentukan oleh pilihan kita sendiri.

Nah! Hal menarik yang saya temukan di buku ini adalah, ada kaca-kaca lain yang saya pribadi tidak pikirkan.

2. Kaca (depan) pengemudi mobil: Kaca ini penting banget buat pengemudi, lewat kaca ini kita bisa melihat apa yang ada di belakang kita dan menilai apakah aman untuk bergerak maju. Ketika bicara tentang kehidupan, kaca ini juga penting. Ketika berefleksi dengan kaca ini, kita melihat pengalaman-pengalaman kita sebelumnya, sehingga kita tahu bagaimana untuk maju. 

3. Kaca spion: Kaca spion juga berguna buat melihat apa yang ada di belakang kita saat nyetir. Berhubung ga bisa nyetir, saya baru tahu si kaca spion ini di dalamnya juga dilengkapi lagi dengan kaca kecil yang membantu si pengemudi melihat apa yang yang ga bisa dilihat dalam kondisi tertentu, biasanya lebih rendah dari badan kendaraan atau terhalang oleh muatan yang disebut "blind spot". Kaca tambahan ini menggambarkan feedback dari orang lain dalam kehidupan kita. Kadang, kita ga menyadari "blind spot" tentang diri kita dan butuh orang lain untuk menyadarkan kita.

4. Kaca pembesar: Kaca pembesar sering dipakai ketika ber-make up atau biasanya buat merapihkan bagian-bagian kecil di wajah, misal saat shaving, bersihin komedo atau jerwat. Dalam hidup, kadang kita juga perlu melihat lebih dekat hal-hal tertentu sehingga kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.

5. Funfair mirrors: Saya tidak tahu apa bahasa Indonesia untuk jenis kaca ini. Kalau kita ke taman bermain ada kaca yang bikin kita terlihat lebih gendut, lebih kurus, kepalanya lebih besar dll. Ketika berkaca dengan kaca ini, terjadi distorsi. Yang kita lihat bukanlah kondisi sebenarnya. Nah, mungkin sadar ga sadar, ketika kita berefleksi tentang hidup, yang kita lihat justru bukan hal sebenarnya. Kita melihat diri kita terlalu baik atau terlalu buruk. Di sini, kita butuh diskusi dengan orang lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang diri kita.

Nah, jadi kaca mana yang belum kita dimaksimalkan? 

Selamat berkaca!

*disarikan dari buku "The Reflective Journal" by Barbara Bassot, 2013.

Sunday 6 March 2016

A bookseller happiness

"You might be not rich, but you are happy!"

It was the first response of Mairwen when I told her that having a bookshop like hers is one of my dream. Mairwen is a Welsh woman that lives near to Beaumaris Castle, Angelsey-Wales. Bookshops always become an attraction for me where ever I go around this world. Thus, I automatically came in her bookshop when I walked around the city. 

I scanned the books on the shelves and found a compilation story of Hans Christian Anderson with special illustration from William Heath Robinson. I was doubting at first, but after had a nice conversation with Mairwen, finally I decided to take it home. 

Mairwen is very passionate about books. She told me many recommended books about Wales' fairy tales. She said Wales stories mostly are combination of history, myths, and fairy tales. So when you read the story, you can find the setting on the map. Currently, she is interested in anthropology related books. She found a book that tells actually we can find many stories from over the world have similarities and they look like connected. Thus, we should not be afraid of meeting new people and come to new place, since in other part of this world, people may have same stories with us. 

"I always feel happy, when those little kids come to my shop and find the book they like and excitingly told the parents....you know...that feeling!"

Obviously, she is very in to what she is doing! 

"By the way, where do you get all these books? I asked"

"Ah....many ways!" She said.

"Some are mine that I collect from many years. Some people know that I like books, and they asked me if I want to have their mother's old books...." she continued.

"But, I know where my books go. I know they go to right people" she finished.

I still wanted to listen to her story, but I had to go back to Manchester again. I was grateful that I got the Hans Christian Anderson book and a book of Wales' fairy tales with a very good price! More than that, I met Mairwen who taught me "You might not be rich, but you are happy!"




Saturday 5 March 2016

Manchester Bersalju!

Pagi ini aku bangun cukup telat, jam 7.30 pagi, padahal aku ada kerjaan jam 9.00.Tirai jendela kamarku emang sengaja ku buka bagian atasnya supaya terasa kalau sudah pagi dan sinar dari luar bisa masuk, soalnya tirai kamarku warna merah dan cukup tebal. Nah, pas buka mata aku kaget soalnya di luar jendela ada salju!

Agak sedih soalnya agak keburu-buru mesti ke kampus, sementara di dalam bus aku pengen banget lari ke taman, main salju.

Akhirnya aku tiba di kampus dan ngerjain project casual researcher dari dosenku. Hmm, hati masih kepikiran salju sih. Maklum, anak tropis jarang-jarang lihat salju, dan Manchester juga bukan daerah langganan salju, ditambah lagi ini udah mau masuk musim semi. Jadi, salju tebal di tanggal 4 Maret adalah hal yang aneh!

Beruntung, kerjaan hari ini waktu istirahatnya dipercepat! Aku langsung lari ke taman yang aku lihat tadi pagi yaitu Birchfield Park. Sorenya, waktu kerjaan udah selesai, aku juga main lagi ke taman dekat kampus, Whitworth Park.

Ini beberapa foto yang aku ambil buat mengingat hari ini :)









Friday 4 March 2016

Hello - goodbye, stranger!

I was so frustrated and miserable that night. 

Lately, I hold to much in my mind and I felt difficult to focus on one thing.

And it's not good! I didn't do something well, and when I found the result of my work, I became more depressed as it didn't satisfy me.

That night, I run away of the noise in my mind, and decided to come to that party. 

I was standing out of the dancing people circle, try to enjoy their movement. 

Suddenly, you reached my hand, and brought me to the circle. 

I was a little bit nervous at first, but less than one minute, I started to enjoy it.

I enjoyed, how you hold my hand gently and guided my steps. I enjoyed my own steps. I enjoyed yours.

I felt like we were synchronized. Not only between us, but also the floor, the music, the light, and the people surround us. 

It has been a long time, I didn't feel the present time. I was too busy thinking of the past and the future.

Finally, that night, I laughed again! I felt delighted and content!

I didn't realize how long we danced. I just suddenly looked at my watch. It was late! I had to go home. 

When you knew that I left you soon, you just kissed my cheek, and asked me to take care of myself.

I loved it, when you didn't try to keep me stay! I just loved the feeling that I can leave someone after having great time without hard feeling.

That was a wonderful night! I was to tired and I felt asleep without changing my clothes.

In the morning, when I woke up, I asked my self: Was it a dream? Oh, I don't even know your name! Thanks, anyway!


Wednesday 2 March 2016

Pertunjukan Teater Pertama: Mary Poppins






Akhirnya, setelah sekian lama pengen banget nonton teater musikal di sini, hari ini kesampaian juga! Selama di sini saya ga pernah nonton ke bioskop, tapi malah lebih tertarik nonton teater. Pilihan pertama saya jatuh pada Mary Poppins, soalnya iklannya heboh banget sampe di bus-bus sekitaran Manchester juga di cat iklan Mary Poppins. Wah, pasti pertunjukan besar ini!

Benar aja, hari ini hari adalah menuju 5 hari terakhir Mary Poppins UK tour di Manchester yang dimulai sejak 20 Januari lalu. Tapi, teaternya tetap saja penuh. Ada beberapa hal menarik yang saya temukan:

1. Teater penuh! Wah, saya salut banget sih mereka sangat menghargai dan menikmati seni ya!
2. Banyak anak-anak! Orang tua juga ngajak anak-anaknya nonton teater loh, mungkin juga karena ini ceritanya tentang keluarga.
3. Sejauh mata saya memandang (berhubung saya duduk di paling atas kerna nyari tiket murah ;p) tidak ada penonton yang mengambil gambar atau video ketika pertunjukan karena sebelum dimulai diberitahu bahwa penonton tidak diperkenankan mengambil gambar/video. Kebanyakan penonton mengambil gambar saat panggung kosong sebelum pertunjukan dimulai. Taat aturan banget ya! 

Pertunjukan Mary Poppins ini berkesan banget buat saya, soalnya bener-bener keren dalam segala hal! Musik dan orchestranya, vokal dan acting para aktor/aktris, teknologi panggung dan lighting, malah sampai si Mary Poppins bisa terbang ke arah penonton. Tokoh Bert juga sampai bisa menari dengan setting atap panggung, jadi kepalanya di bawah dan kakinya menapak di langit-langit panggung! Saya juga terpukau dengan acting 2 anak kecil pemeran Jane & Michael. Seorang pria di sebelah saya cerita kalau dia pertama kali menonton Mary Poppins 10 tahun lalu, dan setelah melihat ekspresi saya di akhir pertunjukan, dia berujar "That's why I came twice!" 

Oh ya, dari semua lagunya, saya paling suka "Anything can happen if you let it"

Yeah, it was awesome! The best performance I've ever seen so far! 


Tuesday 1 March 2016

Pasar Kaget (Seni) West Didsbury

Well, ini posting pertama saya dalam rangka men-challenge diri untuk selalu menemukan hal menarik setiap hari!

Minggu, 28 Februari 2016 kemarin sebelum gereja tiba-tiba seorang teman ngasih info bahwa hari itu ada event West Didsbury Makers Market. Sebenarnya mirip pasar kaget mungkin kalau di Indonesia, karena pasar tersebut tidak diselenggarakan setiap hari, melainkan sebulan sekali. Berhubung, saya sangat suka hal-hal yang berbau lokal, saya sangat antusias untuk mengunjungi pasar tersebut.

Setelah sempat nyasar dan harus berganti bus, akhirnya saya sampai di lokasi. Stall pertama sudah menarik hati saya. Stall tersebut menjual kerajinan jam meja dan jam dinding. Saya menjelajah satu persatu stall di Makers Market tersebut. Saya paham, kenapa dinamakan Makers Market. Pada dasarnya hampir semua barang yang di jual di sana adalah kerajinan lokal dan tidak kita temukan di pusat perbelanjaan modern. Semua sangat artistik! Ya, semenjak tiba di Manchester, ketertarikan saya terhadap seni semakin meningkat. Ada-ada saja hal artistik yang sama temukan. 


Kembali ke Makers Market, selain kerajinan tangan seperti sarung bantal, ukiran, perhiasan, dll, di sana juga menjual jajanan lokal seperti cake dan fudge. Saya kurang tertarik mencoba, mungkin karena saya lebih suka gorengan. Selain makanan, ada sebuah stall yang menjual biji kopi, namun belum sempat ngobrol-ngobrol. Saya dan 2 teman lain malah ngobrol dengan penjual teh di sebelahnya. Bukan teh celup loh! Tapi loose leave tea. Banyak sekali jenisnya! Lucunya si penjual cerita kalau dia mengekspor teh juga ke China yang terkenal dengan minum tehnya, padahal Inggris bukan penghasil teh.









Saya kagum pada kreativitas para pekerja kerajinan dan penjual di sana dan juga kepada para pembeli yang menghargai karya dan kreativitas mereka. Saya sendiri membeli sebuah jam dinding bertuliskan "Explore, dream, discover". Saya suka sekali dengan kata-kata tersebut, sangat menggambarkan apa yang saya nikmati dalam hidup ini.

Ya, mungkin blog ini juga media untuk menuangkan eksplorasi, mimpi, dan temuan saya.

Cheers!