Pages

Saturday 30 November 2013

Hobby and Passion



While waiting for the Transjakarta (bus) this morning, I set my frequency at Sonora FM, and listening to the program that is hosted by Merry Riana, one of my inspiring figure. I had been waiting for the program because the guest would be Rene Suhardono, a career coach that I admire too. I’ve read their books and enlightened by their experiences and insights. Thus, their program this morning was a super-combo breakfast for me.

The theme of the episode was “Your job is not your career”, taken from one of Rene’s books. I was distracted many times by noise around, but I tried to catch the message their pointed out and here is my summary.

source
According to me, passion is a never ending story about life. The question that many people mostly ask is how to find our passion? Reflect your life and try to connect every dots you’ve made in your life. By connecting the dots you might figure out what is your passion, what makes you feel worth. Everything happens for a reason and those are the dots. One of the dot could be something you love to do or what we call hobby.

Hobby
Passion
Is like a yard in front of your house, where you can play
Something deeper than hobby, the inside of the house itself.
You could spend money by doing it
You could earn money by doing it.
Final result: pleasure
Final result: creation
Enjoyed by yourself
Enjoyed by many people even your nation
Could be a clue of your passion, but you just play around with it. There is no necessity to develop your self.
There is a necessity to develop your ability related to it.

Rene also said that the nature of human is growing. The choices are grow or die. Every individual needs different soil to grow. Not every plants can grow in a very fertile soil. Cactus just needs dry sand to grow. Therefore, we should know what kind of ‘soil’ we need to grow optimally and when we find that we are not growing anymore, we should move from that place.  

Uhm, talking about passion is always interesting for me though I’m not sure yet if I’ve found the right place to do my passion. Last, I’d like to say Merry Riana and Rene Suhardono books are nutritious food for your mind. Recommended to read :)

Tuesday 26 November 2013

Profesi guru itu ga keren!

Bapak saya guru, Ibu saya guru, Opung saya guru, Tante saya ada yang jadi guru juga...

Waktu sekolah, saya bertekad pada diri saya sendiri bahwa saya tidak akan jadi guru! Guru itu profesi yang tidak keren, tidak ada uang, dan dibenci murid. Saya berusaha 'melarikan diri' dari profesi itu.

Hari, minggu, bulan, tahun berjalan...

Saya dipertemukan dengan guru-guru hebat. Kali ini bukan yang saya temui di rumah atau sekolah, tapi di jalanan. Daftar orang dekat saya juga berprofesi guru juga bertambah, sahabat saya jadi guru.

Hari, minggu, bulan, tahun berjalan...

Saya dipertemukan dengan anak-anak hebat. Anak-anak yang datang dari lingkungan yang terpinggirkan. Saya juga dipertemukan dengan anak-anak tangguh. Anak-anak yang terlahir dengan fisik yang agak berbeda. Mereka 'mengajarkan' saya, tentang berbagi, tentang percaya, tentang berjuang, tentang bersyukur, dan tentang mengajar itu sendiri. Saya melihat ke belakang, ternyata ada guru-guru yang berdiri dibelakang mereka.

Hari, minggu, bulan, tahun berjalan...

Saya dipertemukan dengan tulisan ini:



Hari, minggu, bulan tahun terlewati, dan pandangan saya berubah. 
Guru itu adalah profesi yang keren, kaya (secara hati) dan disayang (walaupun muridnya baru sadar setelah banyak hari, minggu, bulan, tahun yang terlewati)

Selamat hari guru nasional!

*hanging on the wall was my senior high school favorite teacher's Facebook status yesterday

Wednesday 20 November 2013

I failed!

Yesterday, I got an email from Australia Awards team.
My heart beat faster while I was clicking the attachment

and TARAAAAA!!!
here is the attachment said:


Feel bad? Yes!
Cry? No!

Actually, I deserve this, because I know how bad I prepare this application. Just three-day preparation, and I submitted it several hours before the deadline, therefore the application was very so-so. Yeah, I'VE FAILED TO PREPARE! That's why I failed. This is a big lesson for me to prepare well if I want to achieve something. 

Now, I try to keep myself motivated, while preparing the next strategy. Being sad is not my right since it was my fault and I have to face the consequence.

Dear whoever is reading this post, please don't do the same mistake! I show you my foolishness so you can learn from it.

"Failing to prepare is preparing to fail"
- John Wooden - 

 PS: They typed my name wrong! Itt should be Silitonga, not Sinaga...errr -___-

Sunday 10 November 2013

Ketemu Pahlawan

Hari ini adalah hari Pahlawan dan hari Pahlawan tahun ini lebih berkesan dibanding hari Pahlawan tahun sebelumnya (yang saya rayakan dengan makan gulai jengkol yang dibeli di warteg dekat kostan). Kenapa tahun ini lebih berkesan? Kemarin (Sabtu, 9 Nov) saya bertemu dengan orang-orang yang saya anggap pahlawan-pahlawan muda Indonesia, orang-orang yang punya semangat berbagi yang luar biasa!

Kami semua berkumpul di Kementrian Pemuda dan Olahraga untuk mengikuti seleksi tahap II peserta Youth Adventure and Youth Leaders Forum 2014 yang di adakan oleh Gerakan Mari Berbagi. Peserta yang hadir ini berasal dari berbagai daerah. Ada yang datang dari Aceh, Cepu, Yogyakarta, Semarang, Kupang, Sulawesi, dan lain-lain. Kabarnya ada juga pendaftar yang berasal dari Papua. Semua peserta seleksi yang hadir datang dengan biaya sendiri.

Cuma satu hari memang, tapi banyak hal menarik yang saya temui di momen ini. Pertama, sebelum hadir di acara ini, kami diminta untuk membawa bekal makan siang masing-masing. Awalnya saya pikir merepotkan. Namun setelah dijelaskan barulah saya paham, bahwa sebenarnya panitia sedang menerapkan prinsip berbagi di sini. Mereka telah bekerja secara suka rela demikian pula para juri (sekitar 15 orang) yang menilai kami semua, maka kami pun harus bertanggung jawab terhadap diri kami sendiri. Lewat prinsip itu, kami belajar bahwa acara berkualitas berjalan baik tidak selalu dengan dana besar. Jika peserta membawa makanan sendiri, betapa besar biaya yang bisa dialokasikan untuk hal bermanfaat lainnya.

Bukan cuma panitia dan peserta, bahkan para juri juga membawa bekal sendiri. Lebih hebatnya lagi, mereka banyak yang terbang dari luar kota dan baru tiba di Jakarta hari Jumat malamnya. Para peserta seleksi ini tidak kalah hebat. Kami di-encourage untuk memanfaatkan momen itu untuk berkenalan dan ngobrol dengan sebanyak-banyaknya orang. Prinsipnya, waktu terpenting dalam hidup kita adalah ‘now’ dan orang yang terpenting dalam hidup kita adalah orang yang sedang berada di sebelah kita. Jadilah kami mengobrol sangat banyak dan dengan banyak orang.

Oh ya, saya juga terkesan saat pembukaan acara ini, doa tidak hanya dipimpin oleh agama mayoritas tetapi juga bergantian oleh perwakilan agama lain. Di acara pembukaan, kami menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membacakan Sumpah Pemuda. Sekitar pukul 9 pagi, waktu seleksi pun tiba. Kami dibagi dalam 6 kelompok dan akan melewati 6 pos seleksi. Ada tes fisik, visi misi, bahasa Inggris dan prestasi, cultural performance talents, dinamika kelompok, dan affirmative. Saya sendiri merasa rendah diri waktu itu melihat teman-teman lain yang sudah jadi pemimpin di sana-sini, punya bakat keren, dan prestasi selangit. Walaupun begitu, saya senang dan belajar dari mereka. 

Di kelompok saya ada 2 orang yang berasal dari Aceh (bekerja di NGO di Aceh), 1 orang dari Yogyakarta (dan pernah ke Utrech University di Belanda), 1 orang dari Kupang (dan sedang mencoba berkarya di dunia politik). Satu-satunya yang asli berasal dari Jakarta adalah mantan ketua BEM Universitas Indonesia, kampus dimana saya dulu belajar dan saya tidak pernah menyangka bisa mengobrol sedekat itu dengan tokoh kampus ini. Mereka hebat-hebat sekali. Kami tidak hanya ngobrol di dalam kelompok, tapi juga ikut-ikutan ngobrol dengan kelompok lain. Sambil menunggu giliran interview, kami bercerita banyak hal mulai dari pengalaman pribadi (ada yang hampir mati di gunung Semeru dan berbagi pelajaran yang ia dapat), perekonomian Indonesia, pemilu 2014, optimisme untuk Indonesia ketika nanti dipimpin oleh Generasi Y dan budaya (ada yang penasaran dengan kompleksnya budaya Batak, haha). Tidak hanya hal serius, kami juga banyak bercanda dan bernyanyi santai.

Ketika acara selesai sekitar jam 6 sore, kami hampir tidak mau pulang karena asiknya berinteraksi dengan sesama peserta dan mendengar cerita dari inisiator Gerakan Mari Berbagi. Walaupun begitu, kami tidak bisa memilih. Di perjalanan pulang, saya berjalan dengan 4 teman lain. Saya kaget ketika seorang teman yang berasal dari Solo hanya diberikan uang 50.000 rupiah oleh orang tuanya untuk ke Jakarta ini dan menginap di kontrakan sempit pamannya yang berjualan gorengan. Salut dan hormat saya untuk semangat dari orang-orang hebat ini, mulai dari para panitia, juri, hingga peserta seleksi Youth Adventure and Youth Leaders Forum 2014. Bertemu dan berinteraksi dengan mereka membuat saya makin optimis bahwa bangsa kita punya banyak pejuang yang akan membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

Tuesday 5 November 2013

Lessons Learned from Running

Today is my 4th day on my way completing one of my wish list, that is ‘jogging regularly in a full week’. While running,  I thought about some points I could learn from this activity. Actually, it was not easy for me who were very lazy to do exercise.

1.      Discipline
Wake up earlier in the morning is the must to do in this mission. I usually wake up at 05.30 am but this week I have to wake up at 04.30. The two reasons are to not be late to go to office (or other activities) and to get the fresh air. In my city, Jakarta, if you start at 06.00 in the morning and your track is big road, you will breath unfresh air.
2.       Persistence
I don’t have good jogging track near to my dorm. So, I often run the same path (public road without sidewalk) every day (especially weekdays) , and  it was boring for me. Though, that’s all I have and all I have to do is be persistence, or I give up on the mission.
3.       Goal Setting
Every morning I plan how far I will run. I did several ‘try and error’ to measure my ability. Sometimes, I set too far for my beginning and sometimes too near. Those experience made me figure out what I can and have to reach at this level. We might have a big long term goal, but to make it real, we have to make more realistic short term goal too.
4.       It’s not only train your legs,  it trains your brain.
When you already have a goal or target, it will not always easy to reach it. I faced some barriers, inside and outside my self, but my brain decided.  When you met people on the way I was afraid they saw me bad at running. My own brain was against me. I had to take control of it. Then, when my legs were hurt but I had not reach the target yet,  I said to my self ‘You can do it! Come on don’t give up! After finished it, you would say it was not easy and yes It’s painful, but you could get through this.’  Yeah, I talked much to my self.


source
I have 3 days remaining, and I don’t know if I can figure out more insights or not. Wish me luck for the 3 days ahead!