Pages

Tuesday 29 October 2013

My 50 List

Yesterday, the heavy rain came to my city, no umbrella, and trapped in the office! So, I did something fun

Inspired by some writers, I'm encouraged to write down my random wish list too ^_^
Here are some of the things I'd like to do in my life:

1. Learning how to swim
2. Learning how to ride a bike
3. Learning how to drive a car
4. Learning how to dive
5. Reading all Paulo Coelho's book
6. Collecting all Mitch Albom's book
7. Sleeping under the sky
8. Climbing a mountain
9. Going to Maluku
10. Going to Papua
11. Going to Nusa Tenggara Barat
12. Backpacking abroad
13. Traveling alone (not on work purpose)
14. Traveling with my sister and brother
15. Having my own Batak culture based wedding ceremony
16. Learning Batak Toba language
17. Riding a horse
18. Writing a love story
19. Buying a pocket camera
20. Going to SEA aquarium in Singapore
21. Studying abroad
22. Having a master degree
23. Standing in front of a class as a trainer
24. Learning basic Yoga
25. Trying 10 types of Indonesia origin coffee (so far: Lahat, Jambi, Flores, Toraja, Bali)
26. Going to Europe
27. Performing a traditional dance - done (simple Saman dance)
28. Attending a youth leaders forum - done (YLF 2014)
29. Going to Google office
30. Wearing batik when traveling abroad
31. Watching sunrise at top of mountain/hill.
32. Owning a coffee shop
33. Having my own reading room/private library
34. Playing a full song with a guitar without seeing the chord note
35. Going to Badui village
36. Talking to Phinisi ship maker
37. Playing a puppet show
38. Having a complete snorkeling set
39. Having a full week regular jogging--> done! (2-8 Nov'13, the best record I hit in 23 years of my life, haha)
40. Going to Kite Museum
41. Eating Barito porridge --> done!(seriously, it was very yummy!!)
42. Having a red ransel
43. Taking a picture in UI library
44. Getting drunk
45. Going home by foot (from office)
46. Taking a picture with twin kids
47. Watching all Studio Ghibli movie collection
48. Eating snow
49. Showering under the waterfall
50. Eating Bakmi Yongnam, Mangga Besar, Jakarta

It's not too easy to make the list, haha...maybe I'll add them when I have other idea.
Wish me luck!

*This note is made to see how I can fulfill my dreams from the simplest one. Every number accomplished will convince me that I can reach the others too.







Friday 18 October 2013

Dream, Collaborate, Act!

Melanjutkan tulisan Awesome Google sebelumnya, berikut ini sedikit ilmu tentang entrepreneurship yang gue dapet dari acara Google Entrepreneurship Day awal Oktober lalu. Dari sekian sesi, gue coba cerita dalam 3 bagian besar ini,

Dream!
Ada seorang pembicara namanya Danton Prabowo (Managing Director Jagoan Hosting dan Jagoan Store) cukup bikin gue terkagum karena doi mengisi sesi selama 30 menit hanya dengan 1 slide berisi gambar lampu ajaib Aladin! How come? Awalnya beliau nanya cerita tentang si lampu itu dilanjutkan dengan meminta para peserta membayangkan: jika benar-benar dikasih kesempatan untuk memberikan 3 permintaan yang akan dikabulkan apa yang akan diminta. Singkat cerita, 2 volunteer maju ke depan untuk sharing mengenai 3 permintaannya. 

Volunteer 1: harta, tahta, wanita
Volunteer 2: sekolah di Harvard, jadi Menteri Pariwisata, dan jadi ahli agama.

Setelah mendengarkan sharing si kedua volunteer, Danton bertanya permintaan mana yang lebih encouraging? Sebagian besar peserta menjawab volunteer 2. 
Nah, ada 2 pesan yang mau dishare oleh Danton lewat contoh ini. Pertama, kalo punya cita-cita harus sudah mulai divisualisasikan dan buatlah guideline. Kedua, vision must be clear. Permintaan volunteer 2 lebih encouraging karena permintaannya lebih konkrit.

Setelah itu, Danton cerita kejadian waktu dia nekat keluar dari Telkom untuk berwirausaha. Orang tuanya nangis 3 hari 3 malam (ini diceritain serius oleh Danton) karena waktu itu kerja di Telkom adalah kebanggaan. Tapi waktu itu, Danton kasih catetan mimpinya ke Ibunya " Bu, Ibu pegang catetan ini, suatu hari aku akan jadi pengusaha sukses" and dream comes true! Ga langsung berhasil sih, bahkan dia sempet dagang di pinggir jalan, tapi katanya kita harus ngabisin jatah gagal kita (ga sepenuhnya setuju sih, kalo bisa belajar dari kegagalan orang lain kenapa harus mengulang, hemat waktu ya ga sih? hehe) 

Pelajaran lainnya adalah perlu banget punya catetan, buat ngingetin kita pernah pengen apa dan udah sampe mana pencapaiannya. Danton juga bilang jangan takut mimpi dan dikatain orang gila. Yah, kalo kita punya mimpi besar terus diketawaain ya kan ga ada ruginya, tapi kalo sampai kita bener-bener berhasil, it will be wonderful.

Collaborate!
Konon katanya, dalam bisnis kita haru berkolaborasi, bukan secara personal tapi secara visi & misi. Yah, kadang ga semua orang menyenangkan buat kita, tapi dalam bisnis harus profesional dong. Ada istilah 'partnership is like marriage, you can't randomly married to someone'. Untuk menghindari ketidakenakan waktu ngejalanin bisnis, makanya usahakan kita tahu dulu siapa partner kita, at least tau visinya apa dan gimana dia kerja. Selain itu, usahakan juga untuk punya partner yang beda skill. Kalo partner bisnis lo orang IT semua lalu ga ada yang jago marketing ya rempong juga, terus siapa yang catet-catet keuangan? Team work makes the dream work, huh?

Oh ya, di sesi pertama tentang 9 notions of innovation itu, pembicaranya cerita tentang Redwood Trees. Katanya, itu pohon tertinggi di seluruh dunia. Panjangnya 116 m, diameter 6,7 m, dan bisa bertahan hidup selama 2000 tahun. Anehnya, pohon ini akarnya kecil. Lalu kok bisa survive ya? Ternyata, walaupun akarnya kecil, akar-akar tersebut saling berpaut pada akar pohon Redwood lainnya, sehingga bisa tetap kokoh. Apa hubungannya dengan kolaborasi? Selain kolaborasi sama cofounder, bagian lain (staf atau karyawan) juga harus diperhitungkan untuk memperkokoh bisnis atau organisasi.

Act!
Nah, setelah punya mimpi, visi misi nya udah jelas, punya partner oke, saatnya merealisasikan. Gue salut banget si Ko Yansen (CEO Kibar sang partner Google untuk acara di Indonesia) yang selalu menekankan kalo mau berbisnis itu buatlah sesuatu yang berguna untuk orang, jangan cuma eksploitasi kayak Indonesia di zaman penjajahan dulu. Salut buat acara ini yang bikin mikir bisnis yang bukan cuma buat memperkaya diri tapi juga jadi media perubahan. Create something out of nothing katanya. Founders itu harus tau apa yang dibutuhkan dan diinginkan pasar.

Kalo produk udah ready sekarang mikirin pemasarannya. Ada 2 trik marketing yang gue dapet. Pertama, utilize orang-orang yang punya akses ke target pasar kita. Kedua, leveraging through social media (ini poweful banget sih sepertinya).

Kata Ko Yansen, di Kibar orang yang kerja sama dia cuma boleh 2 tahun, habis itu harus keluar dan bikin usaha sendiri. Keren yak?!
  
Sekian catatan tentang entrepreneurship-nya dan berharap suatu hari bisa punya bisnis juga, dan salut buat temen-temen yang udah berani dan mulai usahanya. 

"Orang pintar jadi karyawan, orang cerdik jadi pengusaha."

Saturday 5 October 2013

Awesome Google


Rasa suntuk di kantor bikin saya (yang memang kadang suka random ini) nyari-nyari info tentang kegiatan lucu-lucu bermanfaat. Thanks to social media, kali ini datang dari Google+ , bahwa akan ada acara Google Day (gDayX) di Jakarta. Tring! Cari temen buat barengan...waktu itu mikirnya, kalau acara Google kayaknya yang minat anak-anak IT deh...Langsung tanya Ace si mahasiswa S2 Fasilkom UI, temen se-almamater (TK, SMA, Universitas). Eh pilihan tepat, si Ace malah nawarin acara Google yang lain, yaitu Google Day for Entrepreneurs (gEntrepreneursID). Setelah banding-bandingin agendanya, okeh, 1 cuti saya didedikasikan untuk acara gEntrepreneursID, acara Google for Entrepreneur day pertama di Indonesia ;). Ternyata oh ternyata, ini acara untuk mahasiswa. Mohon maaf panitia karena kalian kemasukan penyusup ;p

g.o.o.g.l.e

Acara ini keren parah! Banyak pengetahuan dan cerita yang memotivasi anak-anak muda untuk berentrepreneur. Entrepreneur-nya bukan hanya untuk memperkaya diri sendiri, tapi untuk jadi jawaban atas permasalahan di sekitar kita, membantu banyak orang dan akhirnya membangun bangsa kita. 

Di bawah ini, pengetahuan baru yang saya dapat dan mudah-mudahan bisa saya aplikasikan suatu hari nanti ^^ 

9 Notions of Innovation

Innovation, not instant perfection. 
Semua produk bagus itu butuh proses dan banyak feedback dari user. Contohnya adalah gmail beta dimana Google mendapatkan banyak masukan dari pengguna dan akhirnya mengembangkannya.

Share everything you can.
Sharing visi dan misi, Google punya budaya ini di dalam organisasinya. Di Google ada budaya Thanks God It’s Friday, dimana tiap Jumat founder Google (Sergey & Larry Page) sharing mengenai rencana mereka dalan 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan kedepan, sehingga semua staff mulai dari yang paling kecil hingga yang atas paham apa visi/misinya. Itu juga kenapa di kantor Google di Mountain View banyak open spacenya, untuk memfasilitasi agar semua orang saling ngobrol.

You’re brilliant, we’re hiring.
Talent sangat penting. Ya iya lah ya, no doubt yang kerja di Google pasti orang-orang keren semua, hehe...Oh ya, katanya orang yang pertama kali dicari Sergey dan Larry ketika akan membuka perusahaan Google adalah HR (Human Resource). Wah, saya sebagai orang HR jadi agak tersanjung ;p

Lisence to pursue dream
Semakin terbukti betapa kerennya Google dengan prinsip ini. Google punya budaya yang namanya 70-20-10. Jadi setiap karyawan Google akan menggunakan 70% dari seluruh waktunya untuk mengerjakan project utamanya, 20% lainnya digunakan untuk melakukan project lain diluar produk/project utamanya tapi mungkin bisa mendukung itu, sementara 10 % sisanya mereka diperbolehkan (malah didukung) untuk mengerjakan hal-hal yang totally different. Cool, huh?! Budaya ini yang membuat produk Google semakin banyak, padahal awalnya hanya search engine.

Ideas come from everywhere.
Di google, setiap orang boleh memberikan ide. Idenya tidak harus datang dari founder.

Don’t politic, use data.
Dilarang pake feeling doang, kalo mau mengembangkan produk kita harus riset. Oleh karena itu ada yang namanya Google Analytics dan Google Trends.

Creativity loves restraint.
Intinya kalo mau mewujudkan ide, buatlah timeline, jangan omdo alias omong doang  (gue banget ini!)

Worry about usage & users, not money.
Ketika mengembangkan produk, jangan sampai kita cuma melihat dari sudut pandang kita. Seharusnya, justru kita selalu melihat dari sudut pandang user seperti apa kebutuhan mereka, apa kesulitan mereka, dll. 

Don't kill projects - morph them
Google tidak pernah langsung membuang poduknya yang kurang berhasil tapi mereka berusaha mengkolaborasikannya dengan produk lain. Misalnnya google video yang sempat gagal dikolaborasi dengan youtube.

So, wanna develop your organization? Learn from the awesome Google ^^

*tunggu pengetahuan seru lain dari acara ini di posting selanjutnya