Melanjutkan tulisan Awesome Google sebelumnya, berikut ini sedikit ilmu tentang entrepreneurship yang gue dapet dari acara Google Entrepreneurship Day awal Oktober lalu. Dari sekian sesi, gue coba cerita dalam 3 bagian besar ini,
Dream!
Ada seorang pembicara namanya Danton Prabowo (Managing Director Jagoan Hosting dan Jagoan Store) cukup bikin gue terkagum karena doi mengisi sesi selama 30 menit hanya dengan 1 slide berisi gambar lampu ajaib Aladin! How come? Awalnya beliau nanya cerita tentang si lampu itu dilanjutkan dengan meminta para peserta membayangkan: jika benar-benar dikasih kesempatan untuk memberikan 3 permintaan yang akan dikabulkan apa yang akan diminta. Singkat cerita, 2 volunteer maju ke depan untuk sharing mengenai 3 permintaannya.
Volunteer 1: harta, tahta, wanita
Volunteer 2: sekolah di Harvard, jadi Menteri Pariwisata, dan jadi ahli agama.
Setelah mendengarkan sharing si kedua volunteer, Danton bertanya permintaan mana yang lebih encouraging? Sebagian besar peserta menjawab volunteer 2.
Nah, ada 2 pesan yang mau dishare oleh Danton lewat contoh ini. Pertama, kalo punya cita-cita harus sudah mulai divisualisasikan dan buatlah guideline. Kedua, vision must be clear. Permintaan volunteer 2 lebih encouraging karena permintaannya lebih konkrit.
Setelah itu, Danton cerita kejadian waktu dia nekat keluar dari Telkom untuk berwirausaha. Orang tuanya nangis 3 hari 3 malam (ini diceritain serius oleh Danton) karena waktu itu kerja di Telkom adalah kebanggaan. Tapi waktu itu, Danton kasih catetan mimpinya ke Ibunya " Bu, Ibu pegang catetan ini, suatu hari aku akan jadi pengusaha sukses" and dream comes true! Ga langsung berhasil sih, bahkan dia sempet dagang di pinggir jalan, tapi katanya kita harus ngabisin jatah gagal kita (ga sepenuhnya setuju sih, kalo bisa belajar dari kegagalan orang lain kenapa harus mengulang, hemat waktu ya ga sih? hehe)
Pelajaran lainnya adalah perlu banget punya catetan, buat ngingetin kita pernah pengen apa dan udah sampe mana pencapaiannya. Danton juga bilang jangan takut mimpi dan dikatain orang gila. Yah, kalo kita punya mimpi besar terus diketawaain ya kan ga ada ruginya, tapi kalo sampai kita bener-bener berhasil, it will be wonderful.
Pelajaran lainnya adalah perlu banget punya catetan, buat ngingetin kita pernah pengen apa dan udah sampe mana pencapaiannya. Danton juga bilang jangan takut mimpi dan dikatain orang gila. Yah, kalo kita punya mimpi besar terus diketawaain ya kan ga ada ruginya, tapi kalo sampai kita bener-bener berhasil, it will be wonderful.
Collaborate!
Konon katanya, dalam bisnis kita haru berkolaborasi, bukan secara personal tapi secara visi & misi. Yah, kadang ga semua orang menyenangkan buat kita, tapi dalam bisnis harus profesional dong. Ada istilah 'partnership is like marriage, you can't randomly married to someone'. Untuk menghindari ketidakenakan waktu ngejalanin bisnis, makanya usahakan kita tahu dulu siapa partner kita, at least tau visinya apa dan gimana dia kerja. Selain itu, usahakan juga untuk punya partner yang beda skill. Kalo partner bisnis lo orang IT semua lalu ga ada yang jago marketing ya rempong juga, terus siapa yang catet-catet keuangan? Team work makes the dream work, huh?
Oh ya, di sesi pertama tentang 9 notions of innovation itu, pembicaranya cerita tentang Redwood Trees. Katanya, itu pohon tertinggi di seluruh dunia. Panjangnya 116 m, diameter 6,7 m, dan bisa bertahan hidup selama 2000 tahun. Anehnya, pohon ini akarnya kecil. Lalu kok bisa survive ya? Ternyata, walaupun akarnya kecil, akar-akar tersebut saling berpaut pada akar pohon Redwood lainnya, sehingga bisa tetap kokoh. Apa hubungannya dengan kolaborasi? Selain kolaborasi sama cofounder, bagian lain (staf atau karyawan) juga harus diperhitungkan untuk memperkokoh bisnis atau organisasi.
Act!
Nah, setelah punya mimpi, visi misi nya udah jelas, punya partner oke, saatnya merealisasikan. Gue salut banget si Ko Yansen (CEO Kibar sang partner Google untuk acara di Indonesia) yang selalu menekankan kalo mau berbisnis itu buatlah sesuatu yang berguna untuk orang, jangan cuma eksploitasi kayak Indonesia di zaman penjajahan dulu. Salut buat acara ini yang bikin mikir bisnis yang bukan cuma buat memperkaya diri tapi juga jadi media perubahan. Create something out of nothing katanya. Founders itu harus tau apa yang dibutuhkan dan diinginkan pasar.
Kalo produk udah ready sekarang mikirin pemasarannya. Ada 2 trik marketing yang gue dapet. Pertama, utilize orang-orang yang punya akses ke target pasar kita. Kedua, leveraging through social media (ini poweful banget sih sepertinya).
Kata Ko Yansen, di Kibar orang yang kerja sama dia cuma boleh 2 tahun, habis itu harus keluar dan bikin usaha sendiri. Keren yak?!
Sekian catatan tentang entrepreneurship-nya dan berharap suatu hari bisa punya bisnis juga, dan salut buat temen-temen yang udah berani dan mulai usahanya.
"Orang pintar jadi karyawan, orang cerdik jadi pengusaha."
No comments:
Post a Comment