Pages

Saturday 30 March 2013

JAILOLO, I'M COMING! - Sebuah Harapan dari Seorang yang Cinta Indonesia


"Tulisan ini diikutkan dalam "Jailolo, I'm Coming!" Blog Contest yang diselenggarakan oleh Wego Indonesia dan Festival Teluk Jailolo"

Setelah Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi, obsesiku selanjutnya adalah menginjakkan kaki dan menikmati keindahan salah satu pulau di Kepulauan Maluku. Apa daya, selain jauh secara geografis dari tempat kediamanku di Ibu Kota Indonesia ini, deretan angka di saldo tabungannku pun kurang panjang untuk menghubungkan aku dan Maluku. Namun, ada secercah harapan! Ikut lomba menulis blog tentang Festival Teluk Jailolo! Yeay!

Teluk Jailolo, jujur nama ini baru pertama kali aku dengan beberapa bulan lalu ketika aku mengeksplor akun Google+ ku setelah sekian lama aku abaikan karena perhatianku hanya untuk sosial media lain yang berisi banyak kegalauan dan ke-alay-an. Festival Teluk Jailolo 2013? Apa itu? Di daerah mana? Kapan? Seorang teman pernah bilang bahwa aku punya sedikit jiwa jurnalis, karena aku punya  rasa penasaran yang cukup tinggi. Aku bahkan bisa pergi ke suatu tempat baru sendirian hanya dengan alasan penasaran. Ketika itu, jangankan istilah Festival Teluk Jailolo, istilah Jailolo saja baru saja aku ketahui. Ternyata 23 tahun kehidupanku di tanah air Indonesia sama sekali tidak cukup untuk mengetahui dan menghapal semua nama pulau yang ada di negeri yang indah ini.

Jailolo terletak di kawasan Halmahera Barat, Maluku Utara. Kalau kalian bertanya mengapa aku sangat ingin kesana? Jawaban pertama adalah sangat ingin ke Maluku (setelah mimpi ini terwujud, aku akan membuat mimpi baru untuk ke Papua). Kedua, aku merasa malu karena baru saja mengetahui ada yang namanya Festival Teluk Jailolo, dan aku ingin semakin banyak orang yang tahu. Setidaknya, pembaca tulisan ini juga ikut penasaran tentang Festival Teluk Jailolo. Sebenarnya, dalam tulisan ini aku diminta untuk menceritakan ide kreatifku untuk mempromosikan Jailolo ke publik. Tanpa syarat itupun, sebenarnya aku akan otomatis melakukannya  J

Kalau aku berhasil mendapat kesempatan kesana, aku akan menulis dan menampilkan foto-foto mengenai betapa menariknya Jailolo! The Treasure of Golden Spice Island, yang menjadi tema tahun ini membuatku teringat cerita guru sejarah ketika aku SD bahwa betapa bangsa Eropa sangat tergiur dengan kekayaan rempah Indonesia Timur khusunya Halmahera. Sekarang aku akan melihat sendiri kekayaan budaya dan  alam di Jailolo. Tulisanku akan aku posting di blog dan aku sebarkan di semua media sosial yang aku punya. Selain itu, aku akan cerita ke semua teman-teman yang aku temui. Aku rasa ini akan efektif dan aku optimis. Kenapa? Tulisan, foto, dan ceritaku tentang sebuah pantai yang aku kunjungi di sebuah weekend berhasil membuat temanku penasaran dan langsung datang ke sana di minggu depannya. Oh ya, promosi tentang Indonesia sebenarnya adalah salah satu project tanpa akhir yang sedang aku kerjakan. Aku suka memposting foto keindahan Indonesia yang sudah aku lihat sendiri di beberapa komunitas di Google+. Sebagian besar anggota komunitas berasal dari negara yang berbeda, dan itu sangat menguntungkan dalam memperkenalkan Indonesia yang indah. Ini pasti akan aku lalukan untuk Jailolo! Hm, ada seorang berkebangsaan Jerman yang setiap tahun berlibur di Indonesia, sepertinya aku akan ‘meracuni’-nya agar mengunjungi Jailolo.

Lalu, bagaimana dengan kamu? Apakah juga penasaran? Ayo kita kesana!
Kamu bisa kunjungi http://www.festivaltelukjailolo2013.com/ dan http://www.wego.co.id/ untuk info lengkapnya.

Aaaahh, rasanya deg-degan karena excited ketika menulis ini. Semoga aku menang!...
dan JAILOLO! I’M COMING!!!!!


Thursday 28 March 2013

Frankenstein


Frankenstein
Pertama kali mendengar judul buku ini lewat sebuah video youtube tentang 10 buku klasik yang harus dibaca. Beberapa minggu setelah menonton video itu, malah bertemu dengan buku bercover hitam dengan tulisan judul berwarna merah. Wah! Horor nih! Awalnya agak enggan buat beli karena ga suka dengan buku horor dan thriller. Tapi karna harganya waktu itu cuma sekitar IDR 28K jadi beli deh.. Daan, setelah membaca, aku berubah persepsi, ini buku klasik yang sangat menarik!

Ditulis oleh seorang wanita bernama Mary Shelly (aku sering kali membaca bagian tentang penulis sebelum memulai halaman pertama chapter sebuah novel ;p). Kisahnya seperti kisah manusia pada umumnya yang pasti ada bagian sedihnya. Ibu kandungya meninggal ketika ia berusia 4 tahun kemudian punya ibu tiri yang yang lebih sayang ke anak-anaknya daripada Mary. Dia dikirim ayahnya untuk sekolah di Scotland di usia 14 tahun. Kemudian menikah dengan tetangganya, menulis, sempat kaya, anak ke 2 dan ke 3 meninggal dalam kandungan, suaminya meninggal dalam pelayaran, jatuh miskin, dan akhirnya meninggal karena tumor.

Novel ini diceritakan dari sisi seorang pelaut bernama Walton yang memimpin sebuah ekspedisi menantang menuju kutub utara. Si pemimpin ekspedisi ini sangat penasaran dengan kawasan yang sejak kecil hanya dia baca lewat buku di perpustakaan pamannya. Tekadnya sangat kuat untuk menempuh bahaya.

“Tak ada apapun yang bisa menenangkan jiwa, kecuali kebulatan tekad-hal ini seharusnya mendapat perhatian setiap cendikiawan.”

Tapi memang dalam mencapai sebuah tujuan yang besar, waktu dan pengorbanan yang besar serta tantangan pastilah merupakan hal yang tak terelakkan.

“Ketetapan hati dan keberanianku sangat besar, sering kali semangatku merosot, dan harapanku  guncang.”

Ternyata Walton merasa kesepian dan butuh sahabat.

“Kita semua makhluk yang tidak sempurna, hanya separuh jadi. Kalau ada orang yang lebih bijaksana dan lebih baik daripada kita – seperti itulah seharusnya seorang sahabat – seharusnya dia bisa membantu menyempurnakan kodrat kita yang lemah dan penuh kesalahan.”

Oleh karena itu, di tengah-tengah ekspedisinya dia sangat senang bertemu dengan Frankenstein yang sebenernya ditemukan hampir mati. Walton merawat Frankenstein di kapalnya. Di situlah hari demi hari Frankenstein menceritakan kepahitan hidupnya kepada Walton. Frankenstein sangat cerdas namun ambisi besar namun tak berdasar kemudian menghancurkan hidupnya dan orang-orang yang dikasihinya.

"Pengejaran tujuan yang hanya mementingkan diri sendiri telah membuat hatiku kaku dan mengkerut."

Dengan kecerdasannya, Frankenstein menciptakan makhluk raksasa yang sangat jelek dan menjijikan. Ketika membayangkan proses ketika Frankenstein membuat makhluk itu, pasti kita juga akan merasa jijik. Namun ternyata, percobaan Frankenstein berhasil. Makhluk itu hidup!

Penggambaran makhluk ciptaan Frankenstein secara psikologis sangat manusiawi (menurutku). Awalnya, makhluk ini tidak paham apapun tentang dunia. Tapi ia belajar mengobservasi lingkungannya. Ketika aku mengikuti detil apa yang dialami si makhluk, sedih sekali rasanya. Memang istilah ‘tabula rasa’ dalam dunia psikologi terjadi di sini yaitu bahwa manusia terlahir seperti kertas kosong dan pengalaman hidup & persepsi lah yang mencoreng dan mewarnai kertas tersebut sangat tergambar di cerita ini. Si makhluk ini, awalanya adalah makhluk yang baik namun penolakan kejam dari lingkungan dikarenakan kondisi nya yang buruk rupa membentuk dia jadi membenci manusia. Sebagai pembaca, jujur aku terbawa emosi dan ‘agak membela’ si makhluk ini. Ketika kita bermaksud baik, namun lingkungan berespon jahat atas apa yang bukan kesalahan kita (si makhluk jelek karena ciptaannya), itu sangat menyakitkan. Tidak punya sahabat. Sendiri. TERLEBIH PENCIPTA YANG TAK PEDULI! Ketika aku merefleksikan dalam kehidupan manusia khususnya aku sendiri, betapa berharganya kita, sekalipun dunia menolakmu, setidaknya Penciptamu peduli! Apalagi kalau kita diberi sahabat-sahabat yang seperti diungkapkan Walton sebelumnya.

Awalnya, si makhluk memohon pada Frankenstein agar dibuatkan teman wanita agar ia bisa bahagia dan tidak mengganggu manusia, namun Frankestein tidak mau karena takut akan lebih berbahaya jika ada 2 makhluk ini di dunia. Karena rasa benci yang kemungkinan besar dikarenakan oleh penolakan, makhluk tersebut berubah menjadi sangat kejam. Ia menyiksa Frankenstein dengan membunuh orang-orang terkasih Frankenstein.

Bagaimana akhirnya?

Merupakan akhir yang sedih namun melegakan dan lagi-lagi sangat manusiawi...
Finally, lewat novel ini, aku bisa semacam ‘sok menganalisa’ kenapa manusia bisa begini dan begitu..
Penasaran? Read it by yourself ;)


“Oh jadilah manusia atau lebih dari manusia! Tetaplah teguh memegang tujuanmu, seteguh batu karang." - Frankenstein



Wednesday 20 March 2013

Pulau Harapan [Hope Island] - Part 2

*previous story*

the most beautiful sunset I ever had till 18 March 2013 ^^

Sun, Earth and The Planet

Woman and Sun

Starfish

Starfish and Sunset

Starfish in the Bottle
Beautiful Cloud

Pulau Bulat, Kep. Seribu

Pulau Bulat (Bulat Island)

Gate of Pulau Bulat

Is this painting?




Me and turtle at Pulau Kelapa

The Trip Member

Bendera yang terkoyak

Kau memang tak sempurna Indonesiaku, tapi aku bangga memilikimu!

Pulau Harapan [Hope Island] - Part 1

This trip was planned randomly about two weeks ago, but I really enjoyed it...
Hope Island is located in Thousand Island, 3 hour boating from Muara Angke, Jakarta, Indonesia. Actually, it was just a transit to get beautiful islands around and where we spent the night in home-stay. Most of the time we spent by snorkeling and visiting some islands near to Hope Island. 

Dermaga Pulau Harapan




*this pict was taken by Kiki

Pulau Gosong

*this pict was taken by Akbar
Pulau Gosong


                  to be continued                                                


Saturday 9 March 2013

Galau - [dikonversi] - [?]

Istilah 'ga galau, ga gaul!' ternyata ga salah... 

Setidaknya ini terjadi pada diri gue sendiri. Berangkat dari kegalauan ga jelas bikin gue seneng eksplor yang namanya social media. Dan gue tidak setuju dengan pernyataan seorang teman yang bilang 'makin kesini isi twitter begitu-begitu aja'. Itu cuma masalah siapa yang lo follow aja sih menurut gue..hehehe... Gue rasa banyak banget info keren di sana. Kata lain dari 'keren' menurut gue adalah 'inspiratif'. Salah satu komunitas yang gue dapat infonya dari twitter adalah +Save Street Child  (@savestreetchild on twitter) yang diinisiasi oleh yang namanya Ka Shei yang mendapatkan ide untuk membuat gerakan ini juga dari hasil kegalauannya. Tapiiiii...bukan itu yang mau gue ceritakan di halaman ini.

Di halaman ini gue akan bercerita tentang kunjungan hari ini ke 2 hal keren yang merupakan konversi kegalauan gue di hari-hari yang lalu: @kelaspagijkt dan @commaID (find more about it on twitter ;p) Sooo....makanaan apa ituuu???

KELAS PAGI JAKARTA, sebuah tempat belajar fotografi gratis yang diprakarsai oleh Anton Ismael. Kok bisa gratis? Karena ada orang-orang yang ga cuma mikirin duit di hidupnya. "Pendidikan adalah hak semua orang" itu yang jadi dasar Pak'e (panggilan dari anak-anak didiknya) rela meluangkan waktunya di pagi hari jam 6 sampai jam 8 sebelum dia bekerja. So, yang mau belajar di Kelas Pagi juga harus berjuang bangun lebih pagi. Siapa pelajarnya? Siapa aja yang mau belajar. Seperti apa kelasnya? Ruang studio yang ga ada bangku, jadi semua pelajar duduk lesehan. Pak'e juga ga muluk-muluk soal target kurikulum belajarnya.

 'Yang penting ada kemajuan! Apapun itu, dari tidak tahu cara mencet kamera jadi tau, itupun kemajuan. Saya ga peduli pelajar punya kamera atau tidak, saya tidak peduli kamu ikut kelas sampe lulus atau ngga, bikin tugas atau ngga, yang penting ada kemajuan dan itu kamu yang tau dan ukur. Anything you can use! Mau kamera HP kek mau kamera harga 50 juta kek'

Menurut gue, ini yang namanya Andragogi, motivasi dateng dari peserta didik bukan paksaan. Keren banget si Pak'e! thanks to Yulia (my high school mate) yang sudah memperkenalkan gue tentang kekerenan ini. Walaupun gue ga tau gimana kedepannya berjuang dengan jadwal belajar yang mepet dengan jam kantor T_T

Habis kelas bubar, gue dengan si Gibran (my high school mate too) melanjutkan petualangan. mencoba "co-working space" pertama di Indonesia:

COMMA INDONESIA, ruang kerja (bukan kantor) yang super cozy dan lo bisa ketemu dengan orang-orang lain yang mungkin saja bisa bantu lo dan sebaliknya, that's why it's called co-working. Lo bisa berkolaborasi dengan pengunjung lainnya di tempat ini. Biasanya tempat ini buka weekdays, dan sering didatengin orang-orang yang tidak bekerja di kubikal kayak market research, advertising ato yang lainnya. Khusus hari ini Comma buka hari sabtu buat kasi kesempatan orang-orang kantoran kayak gue buat nyicip rasanya kerja di sini. Sayangnya hari ini sepi, jadi gue tidak sempat berkolaborasi T_T


Nah, pada intinya, gue mau bilang ayo konversi kegalauan lo ke hal-hal positif. Bikin lagu, gambar, puisi, motret, nulis, kepoin orang terus jadi temen curhatnya, ekplor tempat baru, traveling, baca buku, nonton, bikin bisnis...apapun itu...jangan cuma galau sendiri bertahun-tahun sampe jenggotan, bikin kepala dan hati cepet ciut... Kalau bisa menghasilkan sesuatu yang bisa menginspirasi banyak orang kayak Ka Shei dari Save Street Child sih keren banget, tapi setidaknya ini bermanfaat buat kesehatan mental kita ;)

Regards,
Seseorang yang diinspirasi banyak orang.



*note: gambar di atas dirancang oleh Gibran & team dari STIKOM ITKP (Khalif Syahputra, Nanda Rahmadya, Arditomo, & Dewangga) dan masuk menjadi finalis Pinasthika Creative Festival 2013 kategori AdStudent