Pages

Thursday, 28 March 2013

Frankenstein


Frankenstein
Pertama kali mendengar judul buku ini lewat sebuah video youtube tentang 10 buku klasik yang harus dibaca. Beberapa minggu setelah menonton video itu, malah bertemu dengan buku bercover hitam dengan tulisan judul berwarna merah. Wah! Horor nih! Awalnya agak enggan buat beli karena ga suka dengan buku horor dan thriller. Tapi karna harganya waktu itu cuma sekitar IDR 28K jadi beli deh.. Daan, setelah membaca, aku berubah persepsi, ini buku klasik yang sangat menarik!

Ditulis oleh seorang wanita bernama Mary Shelly (aku sering kali membaca bagian tentang penulis sebelum memulai halaman pertama chapter sebuah novel ;p). Kisahnya seperti kisah manusia pada umumnya yang pasti ada bagian sedihnya. Ibu kandungya meninggal ketika ia berusia 4 tahun kemudian punya ibu tiri yang yang lebih sayang ke anak-anaknya daripada Mary. Dia dikirim ayahnya untuk sekolah di Scotland di usia 14 tahun. Kemudian menikah dengan tetangganya, menulis, sempat kaya, anak ke 2 dan ke 3 meninggal dalam kandungan, suaminya meninggal dalam pelayaran, jatuh miskin, dan akhirnya meninggal karena tumor.

Novel ini diceritakan dari sisi seorang pelaut bernama Walton yang memimpin sebuah ekspedisi menantang menuju kutub utara. Si pemimpin ekspedisi ini sangat penasaran dengan kawasan yang sejak kecil hanya dia baca lewat buku di perpustakaan pamannya. Tekadnya sangat kuat untuk menempuh bahaya.

“Tak ada apapun yang bisa menenangkan jiwa, kecuali kebulatan tekad-hal ini seharusnya mendapat perhatian setiap cendikiawan.”

Tapi memang dalam mencapai sebuah tujuan yang besar, waktu dan pengorbanan yang besar serta tantangan pastilah merupakan hal yang tak terelakkan.

“Ketetapan hati dan keberanianku sangat besar, sering kali semangatku merosot, dan harapanku  guncang.”

Ternyata Walton merasa kesepian dan butuh sahabat.

“Kita semua makhluk yang tidak sempurna, hanya separuh jadi. Kalau ada orang yang lebih bijaksana dan lebih baik daripada kita – seperti itulah seharusnya seorang sahabat – seharusnya dia bisa membantu menyempurnakan kodrat kita yang lemah dan penuh kesalahan.”

Oleh karena itu, di tengah-tengah ekspedisinya dia sangat senang bertemu dengan Frankenstein yang sebenernya ditemukan hampir mati. Walton merawat Frankenstein di kapalnya. Di situlah hari demi hari Frankenstein menceritakan kepahitan hidupnya kepada Walton. Frankenstein sangat cerdas namun ambisi besar namun tak berdasar kemudian menghancurkan hidupnya dan orang-orang yang dikasihinya.

"Pengejaran tujuan yang hanya mementingkan diri sendiri telah membuat hatiku kaku dan mengkerut."

Dengan kecerdasannya, Frankenstein menciptakan makhluk raksasa yang sangat jelek dan menjijikan. Ketika membayangkan proses ketika Frankenstein membuat makhluk itu, pasti kita juga akan merasa jijik. Namun ternyata, percobaan Frankenstein berhasil. Makhluk itu hidup!

Penggambaran makhluk ciptaan Frankenstein secara psikologis sangat manusiawi (menurutku). Awalnya, makhluk ini tidak paham apapun tentang dunia. Tapi ia belajar mengobservasi lingkungannya. Ketika aku mengikuti detil apa yang dialami si makhluk, sedih sekali rasanya. Memang istilah ‘tabula rasa’ dalam dunia psikologi terjadi di sini yaitu bahwa manusia terlahir seperti kertas kosong dan pengalaman hidup & persepsi lah yang mencoreng dan mewarnai kertas tersebut sangat tergambar di cerita ini. Si makhluk ini, awalanya adalah makhluk yang baik namun penolakan kejam dari lingkungan dikarenakan kondisi nya yang buruk rupa membentuk dia jadi membenci manusia. Sebagai pembaca, jujur aku terbawa emosi dan ‘agak membela’ si makhluk ini. Ketika kita bermaksud baik, namun lingkungan berespon jahat atas apa yang bukan kesalahan kita (si makhluk jelek karena ciptaannya), itu sangat menyakitkan. Tidak punya sahabat. Sendiri. TERLEBIH PENCIPTA YANG TAK PEDULI! Ketika aku merefleksikan dalam kehidupan manusia khususnya aku sendiri, betapa berharganya kita, sekalipun dunia menolakmu, setidaknya Penciptamu peduli! Apalagi kalau kita diberi sahabat-sahabat yang seperti diungkapkan Walton sebelumnya.

Awalnya, si makhluk memohon pada Frankenstein agar dibuatkan teman wanita agar ia bisa bahagia dan tidak mengganggu manusia, namun Frankestein tidak mau karena takut akan lebih berbahaya jika ada 2 makhluk ini di dunia. Karena rasa benci yang kemungkinan besar dikarenakan oleh penolakan, makhluk tersebut berubah menjadi sangat kejam. Ia menyiksa Frankenstein dengan membunuh orang-orang terkasih Frankenstein.

Bagaimana akhirnya?

Merupakan akhir yang sedih namun melegakan dan lagi-lagi sangat manusiawi...
Finally, lewat novel ini, aku bisa semacam ‘sok menganalisa’ kenapa manusia bisa begini dan begitu..
Penasaran? Read it by yourself ;)


“Oh jadilah manusia atau lebih dari manusia! Tetaplah teguh memegang tujuanmu, seteguh batu karang." - Frankenstein



3 comments:

  1. Kalo ngga salah nama pengarangnya Mary Shelley. Aku juga lagi baca novelnya nih, tapi yg versi bhs inggris. Lumayan belinya cuma 7.500 :D Kalo suka nonton fairy tales, coba nonton Once Upon A Time deh. Itu tv series bagus banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Ratri, iya betul pengarangnya Mary Shelley. Wah, dapet dimana 7500?
      Once Upon A Time ya? Iya, gue beberapa kali nonton, tapi ga terlalu ngikutin. Thanks sarannya btw :)

      Delete
  2. Sinopsis ya membuat saya ingin membacanya, apalagi kalo harganya hanya 7500. jadi ngileer XD

    buku yang bagus, soalnya di film ataupun novel, apalagi novel teenlit, nama frankenstein itu "WAHHH".

    ReplyDelete