Frankenstein |
Ditulis oleh seorang
wanita bernama Mary Shelly (aku sering kali membaca bagian tentang penulis
sebelum memulai halaman pertama chapter sebuah novel ;p). Kisahnya seperti kisah manusia pada umumnya yang pasti ada bagian sedihnya. Ibu kandungya meninggal ketika ia berusia 4 tahun kemudian punya ibu tiri yang
yang lebih sayang ke anak-anaknya daripada Mary. Dia dikirim ayahnya untuk
sekolah di Scotland di usia 14 tahun. Kemudian menikah dengan tetangganya, menulis, sempat kaya, anak ke 2 dan ke 3 meninggal dalam kandungan, suaminya meninggal dalam pelayaran, jatuh miskin, dan akhirnya meninggal karena tumor.
Novel ini diceritakan dari sisi seorang pelaut bernama Walton yang
memimpin sebuah ekspedisi menantang menuju kutub utara. Si pemimpin ekspedisi
ini sangat penasaran dengan kawasan yang sejak kecil hanya dia baca lewat buku
di perpustakaan pamannya. Tekadnya sangat kuat untuk menempuh bahaya.
“Tak ada apapun yang
bisa menenangkan jiwa, kecuali kebulatan tekad-hal ini seharusnya mendapat
perhatian setiap cendikiawan.”
Tapi memang dalam mencapai sebuah tujuan yang besar, waktu
dan pengorbanan yang besar serta tantangan pastilah merupakan hal yang tak
terelakkan.
“Ketetapan hati dan
keberanianku sangat besar, sering kali semangatku merosot, dan harapanku guncang.”
Ternyata Walton merasa kesepian dan butuh sahabat.
“Kita semua makhluk
yang tidak sempurna, hanya separuh jadi. Kalau ada orang yang lebih bijaksana
dan lebih baik daripada kita – seperti itulah seharusnya seorang sahabat –
seharusnya dia bisa membantu menyempurnakan kodrat kita yang lemah dan penuh
kesalahan.”
Oleh karena itu, di tengah-tengah ekspedisinya dia sangat
senang bertemu dengan Frankenstein yang sebenernya ditemukan hampir mati.
Walton merawat Frankenstein di kapalnya. Di situlah hari demi hari Frankenstein
menceritakan kepahitan hidupnya kepada Walton. Frankenstein sangat cerdas namun
ambisi besar namun tak berdasar kemudian menghancurkan hidupnya dan orang-orang
yang dikasihinya.
"Pengejaran tujuan yang hanya mementingkan diri sendiri telah membuat hatiku kaku dan mengkerut."
Dengan kecerdasannya, Frankenstein menciptakan makhluk
raksasa yang sangat jelek dan menjijikan. Ketika membayangkan proses ketika
Frankenstein membuat makhluk itu, pasti kita juga akan merasa jijik. Namun
ternyata, percobaan Frankenstein berhasil. Makhluk itu hidup!
Penggambaran makhluk ciptaan Frankenstein secara psikologis
sangat manusiawi (menurutku). Awalnya, makhluk ini tidak paham apapun tentang
dunia. Tapi ia belajar mengobservasi lingkungannya. Ketika aku mengikuti detil
apa yang dialami si makhluk, sedih sekali rasanya. Memang istilah ‘tabula rasa’ dalam dunia psikologi terjadi di sini yaitu bahwa manusia terlahir seperti kertas kosong
dan pengalaman hidup & persepsi lah yang mencoreng dan mewarnai kertas
tersebut sangat tergambar di cerita ini. Si makhluk ini, awalanya adalah
makhluk yang baik namun penolakan kejam dari lingkungan dikarenakan kondisi nya
yang buruk rupa membentuk dia jadi membenci manusia. Sebagai pembaca, jujur aku terbawa emosi dan ‘agak membela’ si
makhluk ini. Ketika kita bermaksud baik, namun lingkungan berespon jahat atas
apa yang bukan kesalahan kita (si makhluk jelek karena ciptaannya), itu sangat
menyakitkan. Tidak punya sahabat. Sendiri. TERLEBIH PENCIPTA YANG TAK PEDULI!
Ketika aku merefleksikan dalam kehidupan manusia khususnya aku sendiri, betapa
berharganya kita, sekalipun dunia menolakmu, setidaknya Penciptamu peduli!
Apalagi kalau kita diberi sahabat-sahabat yang seperti diungkapkan Walton
sebelumnya.
Awalnya, si makhluk memohon pada Frankenstein agar dibuatkan
teman wanita agar ia bisa bahagia dan tidak mengganggu manusia, namun
Frankestein tidak mau karena takut akan lebih berbahaya jika ada 2 makhluk ini
di dunia. Karena rasa benci yang kemungkinan besar dikarenakan oleh penolakan,
makhluk tersebut berubah menjadi sangat kejam. Ia menyiksa Frankenstein dengan
membunuh orang-orang terkasih Frankenstein.
Bagaimana akhirnya?
Merupakan akhir yang sedih namun melegakan dan lagi-lagi sangat
manusiawi...
Finally, lewat novel ini, aku bisa semacam ‘sok menganalisa’
kenapa manusia bisa begini dan begitu..
Penasaran? Read it by yourself ;)
Kalo ngga salah nama pengarangnya Mary Shelley. Aku juga lagi baca novelnya nih, tapi yg versi bhs inggris. Lumayan belinya cuma 7.500 :D Kalo suka nonton fairy tales, coba nonton Once Upon A Time deh. Itu tv series bagus banget.
ReplyDeleteHi Ratri, iya betul pengarangnya Mary Shelley. Wah, dapet dimana 7500?
DeleteOnce Upon A Time ya? Iya, gue beberapa kali nonton, tapi ga terlalu ngikutin. Thanks sarannya btw :)
Sinopsis ya membuat saya ingin membacanya, apalagi kalo harganya hanya 7500. jadi ngileer XD
ReplyDeletebuku yang bagus, soalnya di film ataupun novel, apalagi novel teenlit, nama frankenstein itu "WAHHH".