Pages

Monday 10 December 2012

Photoblog: Street

9 December 2012,

I walked along Thamrin street and took some pictures, not for special reason just to released my bad emotion through my camera... and it worked!


Get Confused of This Life

Double Ride



Hey, I am the rider



Run away

Walk! Walk!



Learn to Ride My Bicycle



Street Dance





Destination


Old Man, Old Bicycle, and Old Tree
Alone


Street, is the where you step your pace..to find destination...

Friday 9 November 2012

Mencintai Indonesia Apa Adanya: Meraba Indonesia

Awalnya, mampir ke toko buku buat nyari novel " Rumah di Seribu Ombak"... waktu mata gue men-scan rak di mana novel target terletak, tiba-tiba tertarik dengan sebuah judul "Meraba Indonesia". Novel ini terletak di dekat novel-novel berbau traveling lainnya. Tapi entah kenapa gue tertarik dengan judul ini. Akhirnya, setelah menamatkan novel awal yang dicari, beberapa hari kemudian gue balik lagi ke toko buku tersebut dan membeli buku ini. 

Buku ini bukanlah sebuah kisah fiktif, tapi merupakan catatan perjalanan seorang wartawan lepas bernama Ahmad Yunus dan rekannya Farid Gaban. Perjalanannya disebut "Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa" dan tergolong gila, karena mereka berkeliling Indonesia dengan MOTOR! Yap, motor! Dan jangan dikira mereka banyak uang..Big No! Mereka keliling dengan budget minim. Tidur di mesjid, tenda, kapal, rumah penduduk dll. Tapi itu emang cara mereka buat menyentuh langsung kehidupan masyarakat Indonesia di dareah yang mereka datangi. 

Gue sangat setuju kalau ekpedisi ini disebut ekspedisi gila! Ya, karna GILA KEREN! Mereka berhasil mengunjungi area terluar NKRI, dari yang teratas hingga yang terbawah, dari yang terbarat hingga yang tertimur...

Fakta yang mereka ceritakan bikin gue merinding, miris, tertampar, bangga, dan terhenyuh...

Bener banget sih, kata si Soe Hok Gie:

Mencintai Tanah Air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat.

Kalau selama ini kita cuma liat kehidupan kota dan cuma bisa caci-maki pemerintahaan, setelah baca ini gue menyadari rakyat Indonesia itu tangguh banget!! Lewat novel ini gue juga dapet sensasi keliling Indonesia loh! Alam dan kebudayaannya yang diceritain makin bikin gue bahwa keliling Indonesia lebih pantas diperjuangkan daripada wisata ke luar negeri. Bukan cuma itu, lewat novel ini gue jadi tau beberapa fakta sejarah Indonesia yang ga diceritain di sekolah!

Salut untuk pelaku ekspedisi ini yang sudah berkorban secara fisik, dana, dan pikirannya untuk menyaksikan dan mencatat kondisi saudara-saudara di berbagai lokasi NKRI supaya orang-orang yang tidak pernah melihat mereka bisa tahu apa yang terjadi...

Mungkin buku ini juga ga selaris novel galau atau panduan travel lainnya...tapi buku ini setidaknya udah bisa mencelikkan mata 1 orang muda yang ga tau apa-apa seperti gue...


 Andy F Noya " Buku ni seperti sambal. Pedas tapi bikin ketagihan"


Wednesday 7 November 2012

Stop for While, Look Back, Get Ready for The Next Step

It  was a trip to a village in Puncak. I and 6 other friends was in a same car. They were Rena, Inda, Riryn, Ko Tian, and Mores.. and the sixth person was Kara, the driver and also the youngest one in that car. I and 5 others have finished our undergraduate education, and we are working in different work place now. 


We were going to attend a retreat called Refresh! And all of us has “the same mission” that was finding our life calling. That time we just liked stop for a while from routine activities and reviewed our life back, and after that got ready to take step ahead.


We really enjoyed every second along the way from Depok to Puncak. We talked about our job, our dream, our generation characteristic, and also about our background knowledge: Psychology. Ahh, that was so inspiring and encouraging me.. each of us have our own problem and we are looking for what step we should take next..


Puncak is a nice place and provides very fresh and cold air... after 3 hours of trip, we stopped at the side of the road and found a traditional coffee store. We chose the table that view was Puncak at the night. It was so beautiful, the light of the building light was like glitter on the dark paper ;)


The discussion was not stopped when we arrived at the resort. Every free time like dinner or lunch, we shared our dream, our opinion, and our confusion... be continued and related to every Bible words that was shared by the priest...


That was 2 night and 1 day we were together... we were in the one ‘mission’, one ‘thought’, and one ‘heart’ but in different way to go it through... maybe we have not find the answer yet, the step to live this life... but we are in searching, in a process...and I hope someday, we will gather and share again how we finally find what God wants us to do in this life and how we finally reach that dream :)

HR Itu Selalu Salah ;)

It has been almost a year...I have worked in this world. They call that world “Human Resoursce Department”. What a short period of working, though I got so many lessons through the year. 

Awalnya gue kira, HR itu adalah departemen yang ‘paling baik’ di antara semua departemen yang ada di sebuah perusahaan. Isinya angel-angel semua gitu.. But, I was totally wrong. WE ARE THE BAD GUY!

Kalo kata manager gue; “HR itu selalu salah”. 

Bener ga sih? Setelah gue alami setahun ini sih, ternyata gue dengan berat hati setuju dengan statement itu. Either kita emang salah, or kita bener tapi disalah-salahin.
Tapi itulah menariknya dunia kelam ini *halah*

Di sini gue belajar banget (walopun masih proses sampe sekarang) untuk managing emotion dan menempatkan diri. Gimana harus berempati, dan gimana harus comply.. Menurut gue, untuk bisa jadi HR yang baik itu harus punya telinga lebaaaarrrr banget! Plus hati yang juga lebaaaaaar...

Gimana engga? Baik karyawan atopun management ngomelnya ke departemen ini. Sometimes, HR mesti nyampein aspirasi karyawan ke management...eh sampe management dicecar...hahha...

And vice versa..

Other time, kita harus nyampein maunya management ke karyawan...then siap-siap disemprot-semprot... ;p 

Belom lagi kalo kita sebagai HR muda tiba-tiba dicurhatin orang yang berpuluh-puluh tahun lebih tua dan ternyata udah belasan tahun menyimpan sakit hati ke HR...
sayangnya kita ga punya kuasa (bahkan untuk mindahin sebuah mesin printer), yang ada adalah bingung dan sedih...kikikikikkk...

But, I really enjoy working and learning in this 'world' ^^







Tuesday 16 October 2012

Mimpi Takkan Berlari

15 Oktober 2012

Sore ini, gue menjalankan hobi gue yaitu ngerandom dan kegiatan random yang paling biasa gue lakukan adalah nonton dan film yang jadi target gue kali ini adalah "Cita-citaku Setinggi Tanah". Film Indonesia? Ya emang... 

Kalo Mas Inov bilang " Ngapain sih nonton film Indonesia? Tunggu aja di tipi!"
Kalo gue bilang "Kalo bukan kita yang apresiasi, siapa lagi?". Gue ga rela kalo film porno berkedok horor ternyata lebih laris dibanding film keluarga dan edukasi. Ciihh!!!

Waktu udah menunjukkan pukul 16.30 WIB sementara jadwal film ini di bioskop terdekat dimulai pukul 16.50. Berbekal "makhluk paling murahan untuk diajakin ngerandom" di kantor, yaitu Deni Lamita Sari, akhirnya gue berangkat ke bioskop. Dengan jurus ninja, akhirnya kita bisa sampe di lokasi dalam waktu 10 menit. Huahahahaha...agak ngos-ngosan sih..tapi demi ga kelewatan nonton, tekad kami sekuat baja *lebay*

Setelah beli tiket dan buang air kecil, gue dan Mita masuk ke teaternya. Di sana sudah ada seorang laki-laki gempal yang duduk dengan anggun bak seorang raja yang siap menikmati seantero teater sendirian..sayangnya ada kami yang merusak suasana...hahahaha!

Yap, di 15 menit pertama isi teater cuma ada 3 orang... ini biasa terjadi sih selama beberapa kali gue nonton film edukasi Indonesia -___-

Udah lah ga penting nih intro-nya... Now, I'm going to write down many insights that I got from this film. I wanna convince you that I will not make a review or rate this film... 

Well, let's start:

"Cita-cita itu bukan cuma untuk ditulis tapi untuk diwujudkan"

Nah lo Pid! Action Pid! ACTION!!! Cita-cita jangan cuma dipikirin doang...hahahhaha...

"Yang penting bukan seberapa banyak, seberapa tinggi, dan seberapa besar cita-cita mu, tapi bagaimana usahamu untuk mewujudkannya"

*Langsung mikir, selama ini apa yang udah gue lakukan untuk mewujudkan cita-cita gue* 
*Banging head on the wall*

"Para orang tua, hati-hati! Jangan-jangan Anda memaksakan cita-cita Anda kepada anak Anda!"
dan
"Anak-anak, apakah cita-cita mu benar-benar apa yang kamu inginkah? Bukan cita-cita orang lain?"

Insight ini gue dapet dari si Mey dan Emaknya..Si Mey 'katanya' bercita-cita' jadi artis...Tapi yang gue tangkep, Emaknya justru lebih terobsesi jadiin si Mey artis. Kemungkinan dulu dia pengen jadi artis tapi ga kesampean..

"Cita-cita anak-anak itu bisa berubah-ubah. Ga masalah. Yang penting lingkungan mendukung cita-citanya saat ini. Selanjutnya, penjalanan dan waktu yang akan membuat anak memikirkan kembali apa yang dia mau"

Ini terjadi pada Agus si tokoh utama, cita-cita awalnya adalah Makan Nasi Padang, ujung-ujungnya ternyata cita-cita sebenarnya adalah jadi penyanyi (penasaran? silakan tonton sendiri ^^)

Itulah beberapa, insight yang gue dapat dari film ini ^^

Dan tulisan ini, akan gue tutup dengan lirik lagu soundtrack film ini:

Mimpi Takkan Berlari

Cuci kakimu sebelum kau tidur, ambil secarik kertas, tuliskan mimpimu
Jadi apapun, yang kamu inginkan, karena mimpi takkan berlalri

Buka matamu, oh sambutlah pagi! Jika belum terjadi, jangan kau sesali!
Masih ada waktu tuk nikmati hidup, sebelum nanti akan terhenti..

Meskipun tak setinggi langit, dan hanya menjadi sebuah tradisi, 
Ku kan selalu mengejarmu dan kau takkan berlari..

Cita-cita setinggi langit atau tanah...Ku pasti bahagiaa....


Kesuksesan mencapai cita-cita bisa kita dapat baik dalam PROSES mencapai cita-cita itu juga SAAT mencapai cita-cita itu :)


Monday 24 September 2012

Disini Ga Ada Tempat Sampah, Kak - Part 2

Miris banget waktu si Adik bilang "Disini ga ada tempat sampah, Kak". Padahal mereka hidup sehari-hari dengan sampah.



Gue sendiri wondering apa mereka punya cita-cita ya?
Apalagi orang tua mereka..mungkin punya harapan aja mereka takut..




Lalu tanggung jawab siapakah mereka? Negara? Sepertinya mereka juga sudah tidak percaya dengan negara. Tertancapnya bendara kebangsaan di tumpukan sampah ini, menurut gue bentuk reklamasi tak bersuara dari penduduk kampung...





Yahh, semoga wajah-wajah ini


 Dan, kaki-kaki ini



Suatu saat nanti, punya tempat untuk menunjukkan potensi mereka, dan punya jalan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Dan semoga kita yang punya kesempatan lebih baik ini punya sedikit hati, setidaknya meluangkan beberapa menit hidup ini untuk mendoakan mereka :)


Hi...Borneo! [2]

Tanggal 17 siang, setelah menyelesaikan sedikit agenda di kantor Banjar, gue meluncur ke daerah yang namanya Asam-asam. The first thing that caught my mind is I found many people use white car on the road, and maybe the reason was not more than a trend matter. Next, on my way, I've just known than in Pelaihari, there is a traditional market called "Pasar Nungging". Unfortunately, it wasn't the moment.

Sesampainya di Asam-asam, gue sudah sangat lapar, so gue makan terus beresin beberapa agenda, lalu ngantor buka-buka email di kantor. Agak sorean terjadi hujan yang sangat deras di sana. Setelah hujan reda, si Fadlan Maulana Sinaga, Ilham Indrapraja Maessa, dan Kang Opik ngajak mengunjungi lokasi tambang di sana. Senaaangg sekaliiii....hehehhee.. I don't know why, but sometimes I think orang-orang yang pake baju tambang itu keren, hahaha... and thank you Dragon for taking me this picture!


 
After visiting the Pit, CPP Project, Crusher, and stockpile, we went to warung mie ayam, hahahha... Eventhough the famous food there is steak, but I like 'kampung food' :)

19 Sept, gue akhirnya merealisasikan misi gue untuk mengunjungi yang namanya 'Pasar Terapung'. Jam 04.30 pagi gue udah jalan dari hotel menuju TKP. Sialnya, sampai di deramaga masih sepi. Jadilah gue dan mas-mas supir taksi (yang lumayan ganteng, muda, dan tinggi) plongak-plongok di dermaga. Romantis banget deh! Ahahaha, aslinya gue bete banget karena ga bisa langsung nyebrang. Setelah nunggu beberapa lama, akhirnya gue nyebrang ke pasar terapung dengan kelotok (bermesin) sedangkan abang tukang taksi tetap setia menunggu di dermaga. Ternyata dia takut air bo'! Ga bisa berenang katanya. Cape deh! Gue juga kaleee... tapi bodo amat yang penting misi tercapai!

Ini lah sedikit hasil jepretan random waktu di Pasar Terapung:


Menunggu Rezeki
Iklan **** Okeee!!








 



Selamat berjuang!


Bersiap-siap..


See ya Bornoe! I hope I can see the other side of you :)






I love Indonesia*