Pages

Monday 24 September 2012

Disini Ga Ada Tempat Sampah, Kak - Part 2

Miris banget waktu si Adik bilang "Disini ga ada tempat sampah, Kak". Padahal mereka hidup sehari-hari dengan sampah.



Gue sendiri wondering apa mereka punya cita-cita ya?
Apalagi orang tua mereka..mungkin punya harapan aja mereka takut..




Lalu tanggung jawab siapakah mereka? Negara? Sepertinya mereka juga sudah tidak percaya dengan negara. Tertancapnya bendara kebangsaan di tumpukan sampah ini, menurut gue bentuk reklamasi tak bersuara dari penduduk kampung...





Yahh, semoga wajah-wajah ini


 Dan, kaki-kaki ini



Suatu saat nanti, punya tempat untuk menunjukkan potensi mereka, dan punya jalan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Dan semoga kita yang punya kesempatan lebih baik ini punya sedikit hati, setidaknya meluangkan beberapa menit hidup ini untuk mendoakan mereka :)


Hi...Borneo! [2]

Tanggal 17 siang, setelah menyelesaikan sedikit agenda di kantor Banjar, gue meluncur ke daerah yang namanya Asam-asam. The first thing that caught my mind is I found many people use white car on the road, and maybe the reason was not more than a trend matter. Next, on my way, I've just known than in Pelaihari, there is a traditional market called "Pasar Nungging". Unfortunately, it wasn't the moment.

Sesampainya di Asam-asam, gue sudah sangat lapar, so gue makan terus beresin beberapa agenda, lalu ngantor buka-buka email di kantor. Agak sorean terjadi hujan yang sangat deras di sana. Setelah hujan reda, si Fadlan Maulana Sinaga, Ilham Indrapraja Maessa, dan Kang Opik ngajak mengunjungi lokasi tambang di sana. Senaaangg sekaliiii....hehehhee.. I don't know why, but sometimes I think orang-orang yang pake baju tambang itu keren, hahaha... and thank you Dragon for taking me this picture!


 
After visiting the Pit, CPP Project, Crusher, and stockpile, we went to warung mie ayam, hahahha... Eventhough the famous food there is steak, but I like 'kampung food' :)

19 Sept, gue akhirnya merealisasikan misi gue untuk mengunjungi yang namanya 'Pasar Terapung'. Jam 04.30 pagi gue udah jalan dari hotel menuju TKP. Sialnya, sampai di deramaga masih sepi. Jadilah gue dan mas-mas supir taksi (yang lumayan ganteng, muda, dan tinggi) plongak-plongok di dermaga. Romantis banget deh! Ahahaha, aslinya gue bete banget karena ga bisa langsung nyebrang. Setelah nunggu beberapa lama, akhirnya gue nyebrang ke pasar terapung dengan kelotok (bermesin) sedangkan abang tukang taksi tetap setia menunggu di dermaga. Ternyata dia takut air bo'! Ga bisa berenang katanya. Cape deh! Gue juga kaleee... tapi bodo amat yang penting misi tercapai!

Ini lah sedikit hasil jepretan random waktu di Pasar Terapung:


Menunggu Rezeki
Iklan **** Okeee!!








 



Selamat berjuang!


Bersiap-siap..


See ya Bornoe! I hope I can see the other side of you :)






I love Indonesia*

Friday 21 September 2012

Hi...Borneo! [1]

Terjadi pada tanggal 16 - 20 September 2012, tapi sebelumnya keputusan bahwa gue akan tugas ke Kalimantan muncul pada tanggal 14 September 2012. Huahh... kalo ada yang berpikir gue bakal seneng untuk trip ini, kali ini dia salah. Emang sih, gue suka jalan-jalan, tapi minggu ini gue ada banyak janji dan 2 agenda yang harus gue ingkari adalah: Seminar Hak Anak di gereja gue waktu di Depok, dan nonton Indonesia Tangguh - Eagle Awards Winner. Grrrr.... tapi ujung-ujungnya gue ternyata tetep enjoy di trip kali ini :)

Here the story goes, and all about Borneo...

Tanggal 16, gue berangkat dari Soetta, dan kalau jadwal boarding masih lama gue suka cuci mata di toko buku Periplus terminal 2F Soetta. Waktu gue men-scanning buku-buku yang keliatannya menarik, detektor di mata gue berhenti di sebuah buku warna kuning ini:

Yup, itu tentang Kalimantan, bahkan di belakang buku ini diceritakan sedikit mengenai Hikayat Banjar. And from that moment I had good feeling about the Borneo Trip..

Tuesday 11 September 2012

September Adventure

September, 9th 2012

Weekend gue selama September Ceria ini benar-benar ceria. Dimulai pagi hari jam 05.00 WIB gue terbangun di sebuah kamar kost di Depok. Kost yang sebenarnya ga asing bagi gue karena dari sejak jaman kuliah gue sering nginep di kostan itu dalam rangka ngerjain tugas atau sekedar melepas kegalauan bersama peergroup. Hari itu, si Claudia akan pulang ke Pomala  (walaupun minggu depan sepertinya dia balik lagi. So, seperti keberangkatannya yang pertama ke sana,  gue dan Lona selalu nganterin sampai Bandara SoeTa.
Hari itu, gue Cuma bermodalkan cuci muka dan sikat gigi karena males mandi pagi, plus malemnya gue baru mandi jam 12an. Tapi meskipun ga mandi gue sangat menikmati hari itu. 

1.       Bandara Soekarno Hatta
Gue dikenalin dengan teman-teman kerja Claudia. Mereka cerita tentang resign beberapa rekan mereka. Whew, ternyata orang-orang stratejik di organisasi itu harus banget loh melihat kebawah. Soalnya mereka ga akan tau kondisi karyawan yang sebenernya. Gue jadi berasa HR nya mereka untuk 1 jam ngobrol-ngobrol itu. Seneng deh, mereka ga jaim dan cerita lepas aja, sampe keluar satu statement yang berkesan “ Makanya jangan jadi paku yang menonjol kalo ga mau dipukul sama management.”

2.       Tebet
Habis dari Bandara gue bergereja di International English Service dan dengan energi dari 1 roti yang gue beli di gedung UOB  gue melanjutkan perjalanan ke daerah tebet. Setelah muter-muter, agak-agak nyasar akhirnya gue sampe juga ke pondok Sahabat Anak di daerah Tebet.  Untungnya jadi orang berkulit gelap adalah ga usah takut item kalo panas-panasan, hehhee..  Gue sempet mangkal  di deket pangakalan ojek dalam rangka nunggu Yanti (salah satu adik didik SA) menjemput gue, terus kita langsung jalan ke pondokan. Inilah tantangan pertama gue:



Jadi, ceritanya gue mesti ngelewatin pinggiran jembatan ini buat sampe ke pondokan, karena kalo jalan di tengah jembatannya adalah rel kereta. Di pondokan ternyata sudah ada beberapa adik-adik dan 2 pengajar. Mereka udah mau belajar bahasa Inggris. Hari itu Kak Steffen dan Kak Ezra yang in charge di kelas. Adik-adik belajar bahasa Inggris dengan lagu dan drama. Ada seorang adik yang namanya Anggra pinter banget main gitar looohh...... Setelah itu, mereka bermain hang-man

3.       Galery Forme
Di pondok SA gue bertemu banyak kakak-kakak, dan 2 diantaranya adalah Arta dan Devita.. Mereka ini mahasiswa psikologi Atmajaya dan ternyata sangat "mureee". Kenapa gue bilang murah, soalnya mereka dengan gampangnya nerima ajakan gue ke galeri Forme untuk liat foto-foto Indonesia Mengajar, karya Edward Suhadi. Pameran ini sendiri berjudul Lagu Baru. Hari itu, hari terakhir pameran, dan si Edward janji kalau semua fotonya terjual dia akan motong rambutnya jadi mohawk. Gue dan 2 teman ini ternyata sangat beruntung bisa foto dengan rambut barunya sang fotografer :)


Tapi yang paling berkesan sih bukan ketemu fotografernya.. tapi foto-foto yang dishare di sana, bikin merinding... 

And I'm very lucky sempet nonton video dibalik perjuangan si Edward keliling-keliling daerah buat ambil foto-foto itu. Ada kata-kata yang sangat menyentuh gue yang dishare di video itu. Gue lupa sih detailnya, tapi kira-kira gini:

"Contribute more than criticize! Sudah saatnya kita meninggalkan lagu lama dan mendengarkan lagu baru Indonesia."