September, 9th 2012
Weekend gue selama September Ceria ini
benar-benar ceria. Dimulai pagi hari jam 05.00 WIB gue terbangun di sebuah
kamar kost di Depok. Kost yang sebenarnya ga asing bagi gue karena dari sejak
jaman kuliah gue sering nginep di kostan itu dalam rangka ngerjain tugas atau
sekedar melepas kegalauan bersama peergroup. Hari itu, si Claudia akan pulang
ke Pomala (walaupun minggu depan
sepertinya dia balik lagi. So, seperti keberangkatannya yang pertama ke
sana, gue dan Lona selalu nganterin
sampai Bandara SoeTa.
Hari itu, gue Cuma bermodalkan cuci muka dan
sikat gigi karena males mandi pagi, plus malemnya gue baru mandi jam 12an. Tapi
meskipun ga mandi gue sangat menikmati hari itu.
1.
Bandara Soekarno Hatta
Gue dikenalin dengan
teman-teman kerja Claudia. Mereka cerita tentang resign beberapa rekan mereka.
Whew, ternyata orang-orang stratejik di organisasi itu harus banget loh melihat
kebawah. Soalnya mereka ga akan tau kondisi karyawan yang sebenernya. Gue jadi
berasa HR nya mereka untuk 1 jam ngobrol-ngobrol itu. Seneng deh, mereka ga
jaim dan cerita lepas aja, sampe keluar satu statement yang berkesan “ Makanya
jangan jadi paku yang menonjol kalo ga mau dipukul sama management.”
2.
Tebet
Habis dari Bandara gue
bergereja di International English Service dan dengan energi dari 1 roti yang
gue beli di gedung UOB gue melanjutkan
perjalanan ke daerah tebet. Setelah muter-muter, agak-agak nyasar akhirnya gue
sampe juga ke pondok Sahabat Anak di daerah Tebet. Untungnya jadi orang berkulit gelap adalah ga
usah takut item kalo panas-panasan, hehhee..
Gue sempet mangkal di deket
pangakalan ojek dalam rangka nunggu Yanti (salah satu adik didik SA) menjemput
gue, terus kita langsung jalan ke pondokan. Inilah tantangan pertama gue:
Jadi, ceritanya gue mesti ngelewatin pinggiran jembatan ini buat sampe ke pondokan, karena kalo jalan di tengah jembatannya adalah rel kereta. Di pondokan ternyata sudah
ada beberapa adik-adik dan 2 pengajar. Mereka udah mau belajar bahasa Inggris.
Hari itu Kak Steffen dan Kak Ezra yang in charge di kelas. Adik-adik belajar bahasa Inggris
dengan lagu dan drama. Ada seorang adik yang namanya Anggra pinter banget main
gitar looohh...... Setelah itu, mereka bermain hang-man
3.
Galery Forme
Di pondok SA gue bertemu banyak
kakak-kakak, dan 2 diantaranya adalah Arta dan Devita.. Mereka ini mahasiswa psikologi Atmajaya dan ternyata sangat "mureee". Kenapa gue bilang murah, soalnya mereka dengan gampangnya nerima ajakan gue ke galeri Forme untuk liat foto-foto Indonesia Mengajar, karya Edward Suhadi. Pameran ini sendiri berjudul Lagu Baru. Hari itu, hari terakhir pameran, dan si Edward janji kalau semua fotonya terjual dia akan motong rambutnya jadi mohawk. Gue dan 2 teman ini ternyata sangat beruntung bisa foto dengan rambut barunya sang fotografer :)
Tapi yang paling berkesan sih bukan ketemu fotografernya.. tapi foto-foto yang dishare di sana, bikin merinding...
And I'm very lucky sempet nonton video dibalik perjuangan si Edward keliling-keliling daerah buat ambil foto-foto itu. Ada kata-kata yang sangat menyentuh gue yang dishare di video itu. Gue lupa sih detailnya, tapi kira-kira gini:
"Contribute more than criticize! Sudah saatnya kita meninggalkan lagu lama dan mendengarkan lagu baru Indonesia."
No comments:
Post a Comment