Pages

Sunday 6 November 2016

Saya dan 411

Adakah yang pernah bertanya bagaimana pendapat seorang non-Muslim seperti saya dalam memandang wajah Islam setelah kejadian 411? 

Mari kita simpan dahulu pertanyaan ini. 

Beberapa hari kebelakang adalah fenomena yang sangat menarik, kontroversi di mana-mana, yang menurut saya tidak perlu naif untuk dihindari. Disonansi kognitif terjadi, pergulatan sebenarnya tejadi di dalam diri kita sendiri. 

Bagaimana pergulatan yang terjadi dengan saya? 

Konflik saya tentang Ahok

Tidak usah bicara soal kebijakan yang kontroversi, karena itu biasa dan dapat terjadi di semua pemimpin. Tulisan ini, berangkat dari permasalahan awal Ahok yang dianggap menistakan agama Islam. Reaksi saya saat pertama kali mendengar adalah malu. Sangat malu. Pasalnya, saya tahu beberapa kali ucapan-ucapan Ahok di beberapa kesempatan sangat menggambarkan apa yang saya imani secara Kristiani. Tapi di lain sisi, saya sedih dan malu ketika beliau sudah mengeluarkan kata kotoran manusia itu.  Saya patah hati. 

Namun teringat postingan seorang teman jauh sebelum kejadian ini: "we just sin differently". Ini obat pergulatan saya yang pertama. Saya berusaha membaca berita, pendapat orang-orang yang pro dan kontra, termasuk mencari tahu klarifikasi beliau sendiri soal gaya bicara ketika marah dan soal penistaan agama. Yang banyak membantu saya dapat perspektif lain adalah video ini (tentang gaya bicaranya) dan video ini (tentang si penistaan agama). Saya mendapati bahwa beliau punya alasan melakukan itu semua, tapi saya juga belajar dari beliau tentang tidak berkeras hati untuk dikoreksi. Konflik saya dengan diri saya sendiri tentang Ahok sudah selesai. Saya merasa beliaupun sudah melakukan apa yang beliau seharusnya lakukan, setidaknya sampai hari ini.


Konflik saya tentang Islam

Dari masa saya bersekolah, selama bertahun-tahun saya mengalami diskriminasi dari orang-orang yang sudahlah senior, mayoritas pula. Mungkin tidak disadari oleh orang-orang di sekitar saya yang juga mayoritas. Kalau mengorek-ngorek sakit hati saya, saya sangat rentan provokasi. Tapi saya sudah selesai dengan itu semua, khusunya sejak momen-momen 2 tahun lalu lewat komunitas yang bernama Gerakan Mari Berbagi, yang saya ceritakan di sini dan di sini. Saya sudah berdamai dan sudah move on. Ah, apa betul ya? 

Ketika sebagian orang bangga akan kesatuan umat yang turun saat 411. Sebaliknya, saya mengamati teman-teman saya yang sama-sama Muslim berdebat tentang pendapat mereka cukup panas. Beberapa ternyata juga gelisah tentang wajah Islam atau juga agama secara umum yang ditampilkan lewat fenomena ini. 

Yang paling membuat saya ikut sedih, tiba-tiba seorang teman kirim pesan begini:
"Apa aku salah kalo aku ga setuju ama tindakan itu, kok banyak orang sampe segitunya, apa agama aku jelek, tapi hati nurani bilang ga bisa ngejudge ahok ampe segitunya, (bahkan ngejudge salah yang demo pun apa harus nya jangan) ðŸ˜ž sedih" 

Jadi kembali, ke pertanyaan semula, apakah saya jadi memandang Islam itu jelek setelah semua ini? 
Jawabannya tegas: TIDAK. 

Saya harus berterima kasih kepada teman-teman Muslim yang masih berteman baik dengan saya, melalui teman-teman ini membantu saya berdamai juga dengan diri sendiri. Buat saya, pertemanan pribadi hari demi hari dengan mereka adalah 'dakwah' yang paling berarti, dimana saya merasakan damai melalui pertemanan dengan mereka. Bukan kah damai itu bukan sekedar judul, tagar, atau tulisan motivasi, melainkan harus dialami? 

Dalam tulisan ini, saya berulang-ulang menulis tentang hati dan damai dengan diri sendiri. Menurut saya, semua hal buruk di dunia ini terjadi karena kita belum berdamai dengan diri sendiri. Korupsi terjadi karena tidak berhasil bedamai dengan kepuasan diri. Pemerkosaan terjadi karena tidak berhasil berdamai dengan nafsu syahwat diri. Pembunuhan terjadi karena tidak berdamai dengan kedengkian hati. Permusuhan, iri, dendam, sakit hati terjadi karena tidak berdamai dengan harga diri sendiri.

411 adalah aksi damai. Semoga itu benar dan terus berlanjut hari demi hari. Terutama berdamai dengan diri sendiri. 

Jadi bagaimana dengan kamu, sudahkah berdamai dengan diri sendiri?

Damai di hati, damai di bumi :)


Saturday 30 July 2016

Second-hand Fashion

Couple days ago, I did web-surfing and found some interesting pages about consumerism, fashion, and environment. This video also makes me think thousand times to buy a new thing that I don't really need.



I was stumbled upon a page suggest second-hand shop as one strategy we can employ to fulfill our fashion need but respect the environment at the same time; and find myself very happy because I'm actually a fan of second-hand shops and admire vintage fashion (I mean I love seeing them but t-shirt, jeans and sneakers are the ones who understand me well). We also know it as charity shop or op(portunity) shop or thrift shop.

Thus, I wanna share a bit of my wardrobe's residents that I adopted from second-hand shops. It's noteworthy that most of them cost only 99p or IDR 17.000 per piece! Well, some of them I bought here, but some of them I bought many years ago in Indonesia. Compare to Indonesia, second-hand shop in the UK or Aussie (particularly Brisbane), they really take care the shops and it's really well-organized. Most of the staffs are volunteers. The profit also usually goes to charity.

In contrary, in Indonesia you can find a very big second-hand market but sometimes you have to dig into the piles to find your treasure. It's also profit based. It's been one of my dream that we can have this kind of charity-shop in Indonesia. 









In those pictures, I wear the same shoes. I just realize that actually I can go with only one pair of shoes for all of my clothes, why should buy many other pairs? Hahaha.

Well, overall, shopping in second-hand shop bring me a lot of happiness, tho. What is more exciting than buying beautiful outfit without throwing up much money, taking care of the environment and donating at the same time?


Enjoy the weekend folks!

Monday 13 June 2016

Sehari Jadi Orang Inggris

Ga berasa banget ternyata terakhir ketemu Geoff & Olive udah sebulan lalu. Hari ini berkesempatan lagi berkunjung ke rumah mereka dan yang berbeda hari ini adalah I feel so British!!!




Kenapa?

Bangku jemaat menghadap mimbar
1. Pagi ini Geoff jemput saya di dekat rumah dan lalu kita gereja bareng di sebuah gereja kecil di sekitar Woodford. Sayang, Olive ga ikutan karena nyipain makan siang dan dessert buat kami di rumah. Gereja ini bernama Christ Church dan sudah berusia 175 tahun. Saya suka sekali gereja ini, karena benar-benar berbeda dari gereja-gereja yang sebelumnya saya kunjungi soalnya gereja ini bernuansa Georgian style. Untuk masuk ke tempat duduknya ada pintunya. Agak nyesel juga ga sempat foto tempat duduknya karena segan. Selain itu, paduan suara dan pemain musik ada di belakang bangku jemaat dan posisi mereka lebih tinggi di banding bangku jemaat.


2. Di gereja, para jemaat menyanyi lagu kebangsaan Inggris: God Save Our Queen! Senang sekali bisa ikutan. Setelahnya di rumah, Olive cerita bahwa dia sangat kagum dengan Queen Elizabeth II, karena menurut beliau Queen Elizabeth tidak pernah berkata buruk, pemimpin yang baik, dan sangat faithful. Keberuntungan saya hari ini adalah saya dapat buku gratis tentang Queen Elizabeth II dalam rangka perayaan ulang tahunnya yang ke-90. Oh ya, Queen Elizabeth II sebenarnya lahir di bulan April, tapi karena mereka ingin perayaan di musim yang lebih baik, jadi diadakan perayaan di bulan Juni juga. Eh malah cuaca di Manchester tetap buruk. Kabarnya di London juga ga terlalu bagus :(

3. Setelah gereja, kami pulang ke rumah dan makan siang. Ada Andrew di sana (anak bungsu Geoff and Olive). Andrew bersama tim paduan suaranya akan tampil di sebuah perayaan ulang tahun Queen Elizabeth II di Hale Village. Paduan suaranya keren tapi sayang karena di ruang terbuka jadi kurang megah di banding dalam ruangan. Di sana ada tenda penjual Pimm's. Kata Geoff dan Olive Pimm's itu Inggris banget! Jadilah Geoff traktir minum Pimm's dan waktu penjualnya tahu bahwa saya dari Indonesia kita langsung di kasih bendera Inggris. 


4. Hari ini mendung dan bolak balik hujan. Jadi kami ga berlama-lama di sana. Setelah Andrew selesai tampil, kami pulang ke rumah karena ada dessert spesial yang sudah dibuat Olive. Sayangnya, saya lupa namanya! Tapi ada sesuatu yang crunchy yang terbuat dari putih telur dan gula, lalu dilapisi whipped cream dan stroberi yang banyak. 
Andrew dan tim paduan suara, Mereka ga muat di panggung..hehehe....Btw panggungnya itu mobil truck.





5. Sambil makan dessert, kami nonton Garden Party Parade yang diselenggarakan di Buckingham Palace, London. Saya tadinya pengen banget bisa ada di sana, tapi setelah lihat, kayaknya mendingan nonton di TV deh. Olive ternyata pernah diundang ke Garden Party-nya Queen dan disapa oleh Queen. Waktu itu, Olive kerja di sebuah lembaga charity yang mendapat penghargaan dari Queen. Geoff sendiri waktu muda pernah menjadi Queen's Scout. Keren parah pasangan ini!



Mencoba cultural things kayak gini jadi sesuatu yang selalu saya cari. Ketika berinteraksi dengan orang lokal, selalu ada pengetahuan baru, pandang baru, dan kebiasaan baru yang saya amati dan pelajari.

Till next story!


Monday 9 May 2016

Geoff & Olive

Semua bermula dari kegiatan volunteering bersama International Society di Manchester. Beberapa kali ikut volunteering sepertinya bikin nama saya diingat sama koordinatornya - Sam Harris. Hingga suatu hari, Sam mendapat undangan dinner dari Bramhall & Woodford Rotary Club yang pengen ngajakin beberapa mahasiswa internasional untuk cerita tentang negaranya di BW - Rotary Club dinner.

Malam itu sangat menyenangkan, kami diperlakukan kayak raja dan ratu. Padahal member dari Rotary Club ini adalah pensiunan yang berasal dari kalangan atas. Mendengar cerita pengalaman mereka, wah saya benar-benar merasa kecil.

Saya adalah orang yang percaya bahwa ada pelajaran yang ditorehkan dari setiap pertemuan. Demikian pula pertemuan saya dengan Geoff Hunt, yang menjadi host saya di Rotary Club dinner malam itu. Setiap mahasiswa diberikan 1 host untuk mendampingi kami selama acara. Geoff bersama istrinya, Olive datang malam itu and voila! I got two hosts automatically! Geoff dan Olive hangat sekali dan sangat excited mendengar cerita saya. (Cerita tentang BW - Rotary Club dinner akan saya tulis lain kesempatan :)

Singkat cerita, Geoff dan Olive meminta nomor telepon saya dan mengundang saya untuk datang ke rumahnya dan makan siang bersama. Wah, saya tentu saja sangat excited! Telepon yang saya tunggu-tunggu akhirnya datang, dan hari ini mereka menjemput saya ke rumahnya. 

Geoff dan Olive dulu pernah lama tingga di Pulau Bermuda. Pengalaman dan perjalanannya terlalu panjang untuk diceritakan. Terlalu banyak juga kebetulan yang terjadi saat kami bertukar cerita kali ini. Olive dan saya ternyata sama-sama suka warna biru. Cucu Geoff & Olive yang tinggal di Amerika mengambil jurusan psikologi. Saya bertemu Andrew, anak kedua mereka yang ternyata berulang tahun di hari yang sama dengan saya. Ternyata tanggal ulang tahun kami, hanya sehari sebelum tanggal pernikahan  Geoff dan Olive. Ah, saya kagum sekali betapa Geoff dan Olive saling menjaga dan mengasihi. Tidak ada kata-kata mesra atau panggilan sayang yang saya dengar dari mulut mereka. Tapi setiap tindakan dan nada bicara mereka entah kenapa benar-benar terasa sangat romantis buat saya. Saya bilang ke mereka bahwa mereka adalah pasangan yang ideal dan sangat manis. Geoff dan Olive tertawa.

Kali ini saya benar-benar terharu, karena ternyata Geoff dan Olive sudah merencanakan beberapa hal buat saya. Geoff & Andrew membawa saya berkeliling ke taman di dekat rumah mereka yang sebenarnya menjadi salah satu "treasure" di Inggris. Taman ini memiliki hall dan usianya sudah sekitar 500 tahun. Kami berjalan lumayan jauh, saya khawatir Geoff terlalu letih, tapi beliau malah tak henti-hentinya bercerita. Geoff juga mengajarkan saya banyak nama bunga liar yang tumbuh di taman. Beberapa yang saya ingat: White garlic, daisy, cow parsley, bluebell, marigold, dandelion, forget-me-not, rhondodenron, dan shrinking violet.

Setelah berjalan keliling Bramhall Park, kami makan siang di rumah yang telah disiapkan Olive. Setelah makan, ternyata saya dibawa ke tempat lain, yang mungkin tidak pernah saya kunjungi kalau tidak bertemu mereka. Kami mengunjungi daerah bernama Alrderly Edge. Katanya banyak orang-orang kaya seperti pebisnis dan football player yang tinggal di daerah ini. Kami mengunjungi woodland area yang sebenarnya adalah bekas tambang. Saya terkesima melihat bagaimana mereka merawat dan mengembalikan alam yang tadinya sudah ditambang. Benar-benar seperti hutan kembali. 

Setelah berjalan mengelilingi woodland, kami membeli es krim dan terasa sangat nikmat di hari yang cerah dan panas untuk ukuran Inggris. Saya melihat Geoff dan Olive, mereka sangat antusias walaupun saya tahu mereka pasti sangat lelah berjalan. Saya mendengar nafas Geoff dan Olive sebenarnya sudah tersengal-sengal, namun herannya tetap bersemangat bercerita. Ah, saya tidak berhenti tersenyum hari ini. Hari ini akan menjadi hari yang selalu saya ingat seumur hidup saya. 












Sunday 1 May 2016

Empty

Twenty years ago, I was naked and crying for the first time I breathed in the air You gave.

Today, with a naked and crying heart, I come to You.

Countless times, I blamed on human and my own faults 

With my own strength, I kept searching for success and achievement to fulfill and satisfy my empty heart.

Then I realize that all those hard works were useless. My heart just simply needs You.

While human often see my laugh and success; You are the only One who understands the reason of every single drop of my tears even more than myself.

You are the only One who holds my hand in every single step I make on rocky roads, hugs me in thunder storm, and keeps your eyes on me in all seasons.

Here I come to You, Lord! 

I surrender my blind eyes, my deaf ears, my weak hands and feet and sinful heart.

Let my life be yours, forever.

The pot was shaping from the clay was marred in his hands; so the potter formed it into another pot, shaping it as seemed best to him. (Jeremiah 18:4)


Friday 22 April 2016

Gaya Hidup Menghargai Bumi ala Mahasiswa

Beberapa bulan tinggal di negeri orang, ada banyak gaya hidup sehari-hari saya yang berubah. Nah, dalam rangka memperingati hari bumi, saya mau berbagi beberapa kebiasaan yang saya lakukan selama di sini yang menurut saya sih lebih menghargai bumi (dan juga dompet, hehehe). Syukur-syukur bisa terus berlanjut kalau nanti pulang ke Indonesia.

1. Bawa bekal
Selama di sini, hampir setiap hari saya bawa bekal makan siang, makan malam dan buah. Biasanya kalau pagi, makan yang simpel kayak roti atau cereal sambil masak bekal. Kenapa bawa bekal termasuk kebiasaan menghargai bumi? Dengan bawa bekal kita otomatis juga mengurangi penggunaan plastik, kertas, botol, atau cup tempat makan dan minuman yang kita beli di luar. Semakin ke sini saya juga malah sering bawa teh atau kopi sendiri dari dimasukin ke vacuum flask biar tahan lama panasnya. Mungkin, kalau kamu suka beli kopi di luar, tipsnya juga bisa bawa travel mug sendiri, jadi ngurangin penggunaan cup sekali pakai.


2. Hunting thrift shop

Sebenarnya dulu pas mahasiswa juga seneng banget kalau diajakin temen-temen hunting baju bekas di Senen, Nah, waktu sampai di sini buanyak banget toko barang bekas yang hasil penjualannya disumbanging buat charity. Wah, ini mah sekali mendayung 10 pulau terlampaui. Beli barang bekas juga menurut saya menghargai bumi, soalnya bahan tekstil buat baju, atau sepatu dan tas juga pasti di ambil dari alam. So, kalau bisa dapat barang bagus, murah, sekalian berdonasi dan menghargai bumi kenapa tidak? Seperti gambar di samping, semua yang saya pakai adalah barang bekas kecuali sepatu...hehehe...dan 1 barang yang saya pakai itu harganya kurang dari Rp.20.000

3. Bawa plastik belanja atau totebag sendiri
Sistem yang memberlakukan plastik berbayar di sini lumayan pengaruh terhadap gaya hidup saya. Kemana-mana di dalam tas pasti nyimpen 1 plastik bekas atau totebag buat kalau-kalau harus belanja.

4. Kotak sepatu
Beberapa kali belanja sepatu, saya juga bilang ke pramuniaganya ga usah pakai kotak. Berhubung saya malas nimbun kotak sepatu dan ga nyimpen sepatu dalam kotaknya, jadi saya pikir mending di tinggal aja di tokonya, sekalian hemat kotak...hehehe...

5. Buku bekas
Selain thrift shop atau charity shop, saya juga suka banget main di second-hand book shop. Duuuh, ini paling tak tertahankan. Bisa dapat 5 buku keren dengan harga kurang dari Rp.20.000. Sejauh ini saya udah nimbun puluhan buku bekas di kamar, dan ini sebagian dari buku-buku itu. Buku-buku klasik kayak gini pasti akan terus dicetak dan itu otomatis menambah penggunaan pohon untuk pembuatan kertas. Nah, hunting buku bekas ini juga selain seru, hemat, dapat cetakan klasik, juga tidak menambah kontribusi penggunaan kertas di bumi ini.

6. Baca jurnal di laptop
Duh, ini paling susah sebenernya. Soalnya materinya bahasa asing, kadang ga ngerti dan harus bolak balik baca. Sebenernya kalau dulu prefer untuk nge-print tapi berhubung ngeprint mahal karena dalam sekali pembuatan tugas essay butuh lebih dari 30 jurnal, yang kalau harus di print semua berarti bangkrut dan nambah penggunaan kertas yang habis itupun ga tau mau diapain. Jurnal pdf justru malah jadi membantu saya mengatur database di laptop saya, tetap bisa dihighlight ketika baca dan juga mudah saat membuat daftar referensi di akhir tugas karena bisa di-synchronize dengan aplikasi pembuat daftar referensi. 

7. Sapu tangan pengganti tissue
Sudah beberapa bulan terakhir saya ga beli tissue travel pack yang dulu biasanya selalu ada di tas. Sekarang saya selalu bawa sapu tangan. Lagi-lagi, biaya beli tissue kepotong daaaan ngurangin penggunaan tissue :)

Nah, itu hal-hal sehari-hari  a la mahasiswa yang jadi kebiasaan saya di sini.
Gimana dengan kamu? 

Selamat hari bumi!



Monday 4 April 2016

Sakura di Eropa?

Terkadang pikiran kita sendiri yang membatasi dan menghalangi diri kita untuk melihat hal-hal lain yang tidak biasa di dalam hidup ini dan stereotipe terkadang menjadi tembok penghalang. Kita termakan kata ‘biasanya’. Biasanya di sini begini dan biasanya di sana begitu. 

Track record travelling saya mungkin ga sebanyak teman-teman lain, tapi semakin banyak saya berjalan ke tempat berbeda, semakin terbuka pikiran saya, termasuk tentang stereotipe, kali ini tentang bunga! Hingga minggu lalu, saya masih percaya jika ingin melihat tulip maka saya harus ke Belanda, dan jika ingin melihat Sakura maka saya harus ke Jepang.

Saya benar-benar SALAH! Saya termakan cerita orang dan membangun stereotipe di dalam pikiran saya bahwa Tulip adalah Belanda dan Sakura adalah Jepang. Beberapa waktu lalu, seorang teman (Doki) mengirimkan foto tulip dari Swiss. Beberapa hari lalu saya melihat pohon Sakura di Sheffield, UK. Saya ragu sekali kalau itu sakura sampai malam harinya mencari informasi di google tentang bunga sakura. Ternyata benar, di Eropa, bunga ini dikenal sebagai Cherry Blossoms. Sebelumnya saya memang sempat melihat bunga serupa di salah satu kampus University of Manchester, tapi saya kira itu bunga musim semi yang cuma mirip sakura. Ketika perjalanan pulang dari Sheffield ke Manchester, saya melihat di pinggir jalan juga ada si Cherry Blossoms. Daaan, kagetnya ternyata di dekat rumah saya juga ada! Selama ini ga pernah tahu karena botak selama musim gugur dan musim dingin.

Sakura dekat rumah


Sakura di Peace Garden, Sheffield


Saya merasa pemikiran dan pengetahuan saya sempit sekali dan saya malu sendiri. Selama ini saya membangga-banggakan alamnya Indonesia ke teman-teman saya. Tapi saya baru menyadari, alam negara lain juga indah. Cuma, indahnya secara berbeda! 

Perjalanan kali ini membuat saya untuk menghargai tempat yang saya datangi dengan apa adanya dan tidak perlu berbangga hati jika menemukan tempat yang menurut kita saat itu indah banget karena kita tidak pernah tahu, di bagian lain di dunia ini ada juga tempat yang punya hal yang sama, atau malah lebih indah. Perjalanan lebih nikmat dengan tidak termakan kata orang, menjadi netral dan menghargai apa yang kita lihat di sekitar. 


Thursday 31 March 2016

Kaca dalam Hidup

Kepala keliyengan nongkrong seharian di perpustakaan (biar kelihatan rajin, hahahhaha). Karena ga bisa di ajak mikir lagi, akhirnya saya memutuskan untuk pulang. Matiin laptop, beres-beres segara perlengkapan perang (maklum kalo ke kampus segala di bawa mulai dari botol air minum, termos buat teh/kopi panas, makan siang dan segala snacks demi ga ngeluarin duit buat jajan). Pas balik badan dan menghadap ke rak buku paling bawah, eh malah ketemu buku ini:



Kayaknya menarik! Eh langsung deh ikutan dibawa pulang.

Reflection atau refleksi kalau di bahasa Indonesia mungkin bisa dipadankan dengan kata pantulan dan identik dengan cermin atau kaca. Selain itu, refleksi juga diterjemahkan sebagai proses berpikir secara serius dan hati-hati (Cambridge Dictionary). 

Ketika bicara soal kaca, kaca seperti apa yang Anda bayangkan? Kalau saya, kaca yang setiap hari saya gunakan di pagi hari yang biasanya ada di kamar mandi atau kamar tidur. Kaca jenis ini juga sering dianalogikan dalam proses evaluasi diri dalam kehidupan sehari-hari. Satu bagian buku ini membahas peran kaca dalam proses pengembangan diri kita. 

1. Kaca kamar mandi: ketika kita bangun pagi dan berkaca, kita juga sedang melakukan proses pengambilan keputusan. Kadang proses penilaian diri kita di depan kaca tidak selalu menyenangkan buat kita. Ketika melihat diri kita di depan kaca ini, kita akan mengambil keputusan apakah kita akan merapihkan bagian tersebut atau tidak. Yah, kadang kita yang kita ubah dari penampilan kita tapi tidak selalu juga demikian, itu ditentukan oleh pilihan kita sendiri.

Nah! Hal menarik yang saya temukan di buku ini adalah, ada kaca-kaca lain yang saya pribadi tidak pikirkan.

2. Kaca (depan) pengemudi mobil: Kaca ini penting banget buat pengemudi, lewat kaca ini kita bisa melihat apa yang ada di belakang kita dan menilai apakah aman untuk bergerak maju. Ketika bicara tentang kehidupan, kaca ini juga penting. Ketika berefleksi dengan kaca ini, kita melihat pengalaman-pengalaman kita sebelumnya, sehingga kita tahu bagaimana untuk maju. 

3. Kaca spion: Kaca spion juga berguna buat melihat apa yang ada di belakang kita saat nyetir. Berhubung ga bisa nyetir, saya baru tahu si kaca spion ini di dalamnya juga dilengkapi lagi dengan kaca kecil yang membantu si pengemudi melihat apa yang yang ga bisa dilihat dalam kondisi tertentu, biasanya lebih rendah dari badan kendaraan atau terhalang oleh muatan yang disebut "blind spot". Kaca tambahan ini menggambarkan feedback dari orang lain dalam kehidupan kita. Kadang, kita ga menyadari "blind spot" tentang diri kita dan butuh orang lain untuk menyadarkan kita.

4. Kaca pembesar: Kaca pembesar sering dipakai ketika ber-make up atau biasanya buat merapihkan bagian-bagian kecil di wajah, misal saat shaving, bersihin komedo atau jerwat. Dalam hidup, kadang kita juga perlu melihat lebih dekat hal-hal tertentu sehingga kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.

5. Funfair mirrors: Saya tidak tahu apa bahasa Indonesia untuk jenis kaca ini. Kalau kita ke taman bermain ada kaca yang bikin kita terlihat lebih gendut, lebih kurus, kepalanya lebih besar dll. Ketika berkaca dengan kaca ini, terjadi distorsi. Yang kita lihat bukanlah kondisi sebenarnya. Nah, mungkin sadar ga sadar, ketika kita berefleksi tentang hidup, yang kita lihat justru bukan hal sebenarnya. Kita melihat diri kita terlalu baik atau terlalu buruk. Di sini, kita butuh diskusi dengan orang lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang diri kita.

Nah, jadi kaca mana yang belum kita dimaksimalkan? 

Selamat berkaca!

*disarikan dari buku "The Reflective Journal" by Barbara Bassot, 2013.

Sunday 6 March 2016

A bookseller happiness

"You might be not rich, but you are happy!"

It was the first response of Mairwen when I told her that having a bookshop like hers is one of my dream. Mairwen is a Welsh woman that lives near to Beaumaris Castle, Angelsey-Wales. Bookshops always become an attraction for me where ever I go around this world. Thus, I automatically came in her bookshop when I walked around the city. 

I scanned the books on the shelves and found a compilation story of Hans Christian Anderson with special illustration from William Heath Robinson. I was doubting at first, but after had a nice conversation with Mairwen, finally I decided to take it home. 

Mairwen is very passionate about books. She told me many recommended books about Wales' fairy tales. She said Wales stories mostly are combination of history, myths, and fairy tales. So when you read the story, you can find the setting on the map. Currently, she is interested in anthropology related books. She found a book that tells actually we can find many stories from over the world have similarities and they look like connected. Thus, we should not be afraid of meeting new people and come to new place, since in other part of this world, people may have same stories with us. 

"I always feel happy, when those little kids come to my shop and find the book they like and excitingly told the parents....you know...that feeling!"

Obviously, she is very in to what she is doing! 

"By the way, where do you get all these books? I asked"

"Ah....many ways!" She said.

"Some are mine that I collect from many years. Some people know that I like books, and they asked me if I want to have their mother's old books...." she continued.

"But, I know where my books go. I know they go to right people" she finished.

I still wanted to listen to her story, but I had to go back to Manchester again. I was grateful that I got the Hans Christian Anderson book and a book of Wales' fairy tales with a very good price! More than that, I met Mairwen who taught me "You might not be rich, but you are happy!"




Saturday 5 March 2016

Manchester Bersalju!

Pagi ini aku bangun cukup telat, jam 7.30 pagi, padahal aku ada kerjaan jam 9.00.Tirai jendela kamarku emang sengaja ku buka bagian atasnya supaya terasa kalau sudah pagi dan sinar dari luar bisa masuk, soalnya tirai kamarku warna merah dan cukup tebal. Nah, pas buka mata aku kaget soalnya di luar jendela ada salju!

Agak sedih soalnya agak keburu-buru mesti ke kampus, sementara di dalam bus aku pengen banget lari ke taman, main salju.

Akhirnya aku tiba di kampus dan ngerjain project casual researcher dari dosenku. Hmm, hati masih kepikiran salju sih. Maklum, anak tropis jarang-jarang lihat salju, dan Manchester juga bukan daerah langganan salju, ditambah lagi ini udah mau masuk musim semi. Jadi, salju tebal di tanggal 4 Maret adalah hal yang aneh!

Beruntung, kerjaan hari ini waktu istirahatnya dipercepat! Aku langsung lari ke taman yang aku lihat tadi pagi yaitu Birchfield Park. Sorenya, waktu kerjaan udah selesai, aku juga main lagi ke taman dekat kampus, Whitworth Park.

Ini beberapa foto yang aku ambil buat mengingat hari ini :)









Friday 4 March 2016

Hello - goodbye, stranger!

I was so frustrated and miserable that night. 

Lately, I hold to much in my mind and I felt difficult to focus on one thing.

And it's not good! I didn't do something well, and when I found the result of my work, I became more depressed as it didn't satisfy me.

That night, I run away of the noise in my mind, and decided to come to that party. 

I was standing out of the dancing people circle, try to enjoy their movement. 

Suddenly, you reached my hand, and brought me to the circle. 

I was a little bit nervous at first, but less than one minute, I started to enjoy it.

I enjoyed, how you hold my hand gently and guided my steps. I enjoyed my own steps. I enjoyed yours.

I felt like we were synchronized. Not only between us, but also the floor, the music, the light, and the people surround us. 

It has been a long time, I didn't feel the present time. I was too busy thinking of the past and the future.

Finally, that night, I laughed again! I felt delighted and content!

I didn't realize how long we danced. I just suddenly looked at my watch. It was late! I had to go home. 

When you knew that I left you soon, you just kissed my cheek, and asked me to take care of myself.

I loved it, when you didn't try to keep me stay! I just loved the feeling that I can leave someone after having great time without hard feeling.

That was a wonderful night! I was to tired and I felt asleep without changing my clothes.

In the morning, when I woke up, I asked my self: Was it a dream? Oh, I don't even know your name! Thanks, anyway!


Wednesday 2 March 2016

Pertunjukan Teater Pertama: Mary Poppins






Akhirnya, setelah sekian lama pengen banget nonton teater musikal di sini, hari ini kesampaian juga! Selama di sini saya ga pernah nonton ke bioskop, tapi malah lebih tertarik nonton teater. Pilihan pertama saya jatuh pada Mary Poppins, soalnya iklannya heboh banget sampe di bus-bus sekitaran Manchester juga di cat iklan Mary Poppins. Wah, pasti pertunjukan besar ini!

Benar aja, hari ini hari adalah menuju 5 hari terakhir Mary Poppins UK tour di Manchester yang dimulai sejak 20 Januari lalu. Tapi, teaternya tetap saja penuh. Ada beberapa hal menarik yang saya temukan:

1. Teater penuh! Wah, saya salut banget sih mereka sangat menghargai dan menikmati seni ya!
2. Banyak anak-anak! Orang tua juga ngajak anak-anaknya nonton teater loh, mungkin juga karena ini ceritanya tentang keluarga.
3. Sejauh mata saya memandang (berhubung saya duduk di paling atas kerna nyari tiket murah ;p) tidak ada penonton yang mengambil gambar atau video ketika pertunjukan karena sebelum dimulai diberitahu bahwa penonton tidak diperkenankan mengambil gambar/video. Kebanyakan penonton mengambil gambar saat panggung kosong sebelum pertunjukan dimulai. Taat aturan banget ya! 

Pertunjukan Mary Poppins ini berkesan banget buat saya, soalnya bener-bener keren dalam segala hal! Musik dan orchestranya, vokal dan acting para aktor/aktris, teknologi panggung dan lighting, malah sampai si Mary Poppins bisa terbang ke arah penonton. Tokoh Bert juga sampai bisa menari dengan setting atap panggung, jadi kepalanya di bawah dan kakinya menapak di langit-langit panggung! Saya juga terpukau dengan acting 2 anak kecil pemeran Jane & Michael. Seorang pria di sebelah saya cerita kalau dia pertama kali menonton Mary Poppins 10 tahun lalu, dan setelah melihat ekspresi saya di akhir pertunjukan, dia berujar "That's why I came twice!" 

Oh ya, dari semua lagunya, saya paling suka "Anything can happen if you let it"

Yeah, it was awesome! The best performance I've ever seen so far!