Dua hari belakangan saya merasa sangat senang karena ada beberapa kejadian yang membuat saya berefleksi tentang kesempatan.
1. Kemarin saya yang sebenarnya cuma modal penasaran masuk ke stand "Open Market" yang diadakan di sebelah student union (semacam basecamp Badan Eksekutif Mahasiswa). Di Open Market ini, para distribusor dan produsen menjual produk-produk makanan seperti roti, keju, telur, buah-buahan, dan olahannya seperti hotdog, sandwich, burger, wraps, dll. Saya datang di pagi hari untuk sekedar lihat dan datang kembali di sore hari ketika sesi di jurusan selesai. Saya mendatangi stand buah-buahan dan membeli 1 pack (isi 8) apel hijau. Ketika terlihat sedikit bingung, seseorang menghampiri saya,
"Are you OK?". "
"Ehm, do you have grapes?"
"Wait a sec! Here it is. It's the last one"
"Wow, lucky me! How much?"
"2 pounds please and these are free for you (sambil memberikan 5 pisang sunpride yang cantik)"
" Ah, thank you very much!"
2. Selama welcome week, hampir di setiap sudut universitas ada orang-orang yang membagikan voucher pizza gratis. Saya memang melihat mahasiswa-mahasiswa lain berseliweran membawa kantong pizza, tapi sayangnya saya tidak pernah bertemu dengan si pembagi voucher. Suatu pagi, saya berjalan menuju Allan Gilbert Learning Commons (Gedung yang sangat nyaman yang didedikasikan untuk mahasiswa belajar dan dibuka 24 jam dalam 7 hari). Di tengah perjalanan saya bertemu seorrang pria dengan segala atribut promosi Domino's Pizza-nya. Dengan tidak malu-malu, saya datangi pria tersebut.
"Hi! Can I have one, please?"
"Just one?"
"Yeah, one is enough."
"Ok, two for kindess."
3. Hari ini, saya bersiap lebih pagi dan pergi ke perpus. Di hari-hari sebelumnya, saya mendapat selebaran bahwa perpus akan membagi-bagikan textbook gratis di hari ini. Karena tidak yakin dengan jamnya, saya memutuskan datang lebih pagi. Hari ini saya harus berkorban lebih. Berkorban untuk bangun lebih pagi, sarapan hanya pisang dan susu supaya lebih cepat sambil memanaskan mackarell fillet untuk bekal makan siang. Saya tiba di perpus yang masih sepi dan saya bertanya pada petugas
"Hi, I'd like to ask information about giveaway textbooks mentioned in this brochure"
"Oh, yeah, sure. You just need to sit around, and we'll open the queue line at 10. It's good to come earlier, you will have more choices of books then."
Terbukti benar. Ternyata ga ada anak psikologi lain yang stand by, jadilah saya di barisan no 4 sekaligus anak psikologi satu-satunya yang mengantri. Itu pun karena 2 mahasiswa asia yang memotong antrian di depan saya padahal dia baru sampai ke lokasi sesaat antrian dibuka. What did I get for free? Ini dia!
Jadi, apa lesson learned-nya?
1. It's good to be curious. Rasa penasaran kadang tidak hanya mengiring kita ke jawaban atas pertanyaan tapi juga ke hal-hal lain seperti kesempatan-kesempatan yang tidak kita prediksi.
2. Don't be shy! Ini hal yang masih perlu saya latih. Di kelas saya, hanya sedikit mahasiswa Asia dan mahasiswa keturunan Asia lainnya juga ternyata memang sudah lama berdomisili di negara barat. Kadang ini memunculkan rasa inferior di dalam diri saya. Oh ya, kadang rasa gengsi juga malah menghambat kita mendapatkan sebuah kesempatan.
3. Pay for it! Ada harga yang harus dibayar, tidak selalu dalam bentuk uang. Untuk mendapatkan kesempatan itu, ada hal lain yang harus kita berikan, misalnya waktu, pikiran, prioritas lain, dll.
Okay then, those are my contemplation and reflection for this week. Wait for the next story!
Mantaaaap ya Pida dpt buku gratis, makanan gratis hehe...
ReplyDelete