Minggu lalu, di suatu pagi, saya berangkat dari Wisma PPPON
Cibubur menuju kantor di daerah Jakarta Pusat. Setahu saya, untuk mencapai
daerah Sudirman – Thamrin dari Cibubur, saya harus naik patas 70B dari depan
Wisma PPPON Cibubur tersebut. Jadilah dengan cukup sabar selama 1 jam saya menunggu si
patas yang ternyata tak kunjung datang. Hati mulai jengkel, kaki mulai pegal.
Karena bosan menatap pada arah datangnya si patas, saya tiba-tiba memelengkan
tatapan ke arah Cibubur Junction dan terpaku pada tulisan yang kira-kira begini
“Shuttle Cibubur Junction” dan tulisan “Sudirman – Thamrin – Gajah Mada”
Karena sudah bosan diberi harapan palsu oleh si patas, saya
memutuskan menyebrang ke arah kantor shuttle tersebut dan bertanya. Sialnya,
ternyata shuttle ke arah Sudirman – Thamrin baru saja berangkat dan saya harus
menunggu 1 jam lagi untuk bisa naik shuttle berikutnya. Dengan hati dongkol,
saya kembali ke titik semula menunggu patas. Singkat cerita, setelah setengah
jam patas tersebut datang dan saya harus
berdiri dari Cibubur sampai Sudirman. Hahahahha!
Pengalaman itu malah jadi sentilan buat saya. Terkadang
dalam hidup ini mungkin kita terlalu fokus pada 1 cara dalam mencapai tujuan
dan cita-cita tertentu, sehingga kita sering kali tidak melihat kesempatan lain
yang sebenarnya tersedia dan mengantarkan kita ke tujuan yang sama. Kita
terlalu kaku dan berpikiran sempit, tidak membuka diri, tidak membuka mata, dan
terkadang setelah cukup lama baru menyadari cara yang kita ambil bukanlah yang
terbaik. Kita kesal sendiri karena pengorbanan kita tidak kunjung terlihat
(dalam hal ini saya menunggu 1 jam plus ½ jam) padahal kesalahan pada diri kita
sendiri yang tidak mampu melihat kesempatan. Namun, saya pikir itu bukan
sesuatu yang haru berlama-lama disesali selama kita masih bisa menarik
pelajaran. Keesokan harinya, saya sudah tahu jadwal shuttle tersebut, dan
mendapat tempat duduk di shuttle yang sangat nyaman.
Source |
Apakah cara/jalan yang Anda ambil untuk mencapai tujuan Anda
saat ini sudah tepat?
Memang kadang kita sadar kalau melewatkan kesempatan setelah kesempatan itu berlalu. Hiks..
ReplyDeleteMungkin itu yg disebut "belum rejeki"?