Pages

Saturday 8 April 2017

Jalan Sendiri

Aku tiba di stasiun Sloterdijk sekitar jam 7.30 malam, setelah sebelumnya menempuh perjalanan dengan bus dari Brussels. 

Sebenarnya aku sudah lelah sekali malam itu, seharian jalan kaki dengan membawa rucksack-ku kemana-mana di kota Brussels. Namun, google map menunjukkan aku butuh waktu 1 jam untuk mencapai penginapan. 

Well, mungkin karena selama ini sudah sering jalan kaki, aku anggap 1 jam itu jarak yang dekat, dan kupikir tak ada salahnya sekalian menikmati suasana malam kota Amsterdam. Aku mulai berjalan dan sepertinya tidak ada orang lain yang jalan kaki malam itu. Aku melewati bagian tengah kampus (yang aku lupa namanya apa)yang cukup sepi dan orang-orang bersepada lalu lalang. 

Di tengah jalan, aku mencari-cari restoran Indonesia yang katanya cukup mudah di dapat di kota Amsterdam. Aku ketemu beberapa. Berhubung sudah malam dan jalanan sepi, aku ragu apakah masih buka atau tidak. Lagi pula, aku pikir sayang juga masak sampai Amsterdam malam makan makanan Indonesia. Selang beberapa meter kemudian, ada sebuah kios yang menjual makanan Indonesia juga tapi dijajakan seperti di toko es krim dan para pembeli sepertinya take away.

Rasanya campur aduk malam itu, Dingin, lapar, capek (banget) dan ngantuk. Sempat tergoda mampir di restoran China juga, tapi mengingat uangku yang super pas-pasan aku urunkan niat. Oase di tengah perjalanan waktu itu adalah supermarket! Yeay!!! Aku bisa beli susu segar dan roti! 

Setelah keliling supermarket, aku takjub melihat kerupuk udang cukup murah di banding di mana aku tinggal. Restoran Indonesia dan China sudah kulewatkan, aku harus kasih reward lah untuk lidah asiaku. Setelah aku rasa cukup, aku membayar di kasir dan segera keluar. 

Aku sudah tak sabar makan kerupuk udangnya! Akhirnya aku buka dan makan sambil jalan kaki. Entahlah apa yang dipikirkan orang-orang yang berselisih jalan denganku tapi aku benar-benar tidak peduli.

Kakiku akhirnya sudah tak kuat. aku cari bangku-bangku di sepanjang perjalanan dan kutemukan tempat duduk di sebuah halte bis. Tak pikir panjang, aku duduk, dan istirahat sebentar. Karena sudah malam dan dingin, aku tak mau berlama-lama dan segera melanjutkan perjalanan lagi.

Sekitar jam 9.30 akhirnya aku tiba di hostel. Hostel ini baru kupesan sehari sebelum aku tiba lewat aplikasi booking.com. Aku tidak terlalu picky dalam memilih hostel. Yang penting murah dan ada dapur saja, itu prinsipku. Jadilah aku memilih rate paling murah dimana aku harus sekamar dengan 9 orang lainnya.

"Hello" sapaku.
"Hey! Are you from Indonesia? I've been waiting for you!" kata si Mas Penjaga Hostel.
"Yes, I am! But I currently live in Manchester." kataku.
"Oh I see...you're the most beautiful Indonesian staying in this hostel" doi mulai gombal.
"Bwahahaha...yes of course, I'm the only Indonesian here, I believe" aku mulai kesal karena aku cuma pengen kunci kamarku dan tidur.

Huft, setelah basa-basi panjang tentang Indonesia dan rencana si Mas Penjaga Hostel untuk traveling ke Indonesia, akhirnya aku bisa lolos masuk kamar. Aku dapat kamar di lantai 3, lantai paling atas. Huuuuuuuuuuuuuufft! lelahnya! 

Setibanya di anak tangga paling atas, aku agak bingung dengan penomeran pintunya. Tapi berhasil juga kubuka kamarku. 

Ku temukan seorang pria di dalam kamar dengan 10 tempat tidur itu. Sekedarnya kusapa dia, dan kupilih tempat tidur yang paling dekat dengan pintu keluar. Awalnya, aku pikir si cowok ini sedang re-packing. Lama-lama aku curi-curi pandang sepertinya dia sedang persiapan mau nge-ganja. 

"Oh damn! I'm so tired!" pikirku dalam hati. Aku juga bingung mesti apa waktu itu. Sepertinya dia berharap aku keluar kamar dan dia bebas beraktivitas. Setelah sekian menit, dia bertanya 

"Do you wanna use the rest room?"

"No..no...I'm Ok!" Jawabku.

Akhirnya masuklah dia ke kamar mandi dengan segala perlengkapannya dan aku mulai deg-degan...


--------cont'd----------

No comments:

Post a Comment